PBB: Operasi Kemanusiaan di Gaza Harus Difasilitasi Sepenuhnya
Bantuan kemanusiaan berupa 500 tenda yang disalurkan oleh Palang Merah Indonesia ke Perbatasan Gaza, Palestina.
Foto: ANTARA/HO-Palang Merah IndonesiaWASHINGTON - Wakil Juru Bicara Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Farhan Haq menyuarakan keprihatinannya atas situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan meminta Israel mengizinkan pengiriman bantuan ke wilayah Palestina yang porak-poranda akibat perang sejak 7 Oktober 2023 itu.
"Operasi kemanusiaan di Gaza harus difasilitasi sepenuhnya dan semua hambatan harus dihilangkan," kata Farhan Haq kepada wartawan, Kamis (20/6).
Haq menekankan bahwa kendala akses terus sangat melemahkan penyaluran bantuan dan layanan kemanusiaan di Gaza.
Dia menambahkan bahwa antara 1-18 Juni, dari 61 misi bantuan kemanusiaan terkoordinasi ke Gaza utara, 28 misi difasilitasi oleh otoritas Israel, delapan misi ditolak aksesnya, 16 misi terhambat, dan sembilan misi dibatalkan karena alasan logistik, operasional, atau keamanan.
Akibatnya, ratusan ribu pengungsi di Gaza selatan menderita karena buruknya akses terhadap tempat tinggal, kesehatan, makanan, air, dan sanitasi.
"Dari tanggal 7 hingga 14 Juni, badan kemanusiaan PBBOCHAmemimpin penilaian kemanusiaan di empat lokasi pengungsian di selatan Gaza; Deir al Balah, dua di Khan Younis dan dua di wilayah Al Mawasi di Rafah," ucap Haq,
Ia menekankan bahwa akses terhadap air sangat rendah dan masyarakat harus mengantri berjam-jam untuk mengambilnya dan terpaksa bergantung pada air laut untuk keperluan rumah tangga.
"Banyak rumah tangga melaporkan hanya makan satu kali setiap hari, bahkan ada yang makan satu kali setiap dua atau tiga hari, sebagian besar bergantung pada roti, berbagi makanan dengan keluarga lain, dan menjatah stok," tambahnya.
Israel yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gazatelah menghadapi kecaman internasional di tengah serangannya selama lebih dari delapan bulan di wilayah pesisir tersebut.
Lebih dari 37.350 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak bulan Oktober. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 85.400 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Perang Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza di tengah pembatasan besar-besaran terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan internasional yang sangat dibutuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di kota Rafah di selatan, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan.
Israel menginvasi kota selatan pada tanggal 6 Mei. Permusuhan masih berlangsung di sana, dan di tempat lain di Gaza.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia