
Paus Fransiskus dalam Kondisi Kritis Usai Terserang Asma
Paus Fransiskus tiba di Basilika Santo Yohanes Lateran untuk menghadiri pertemuan keuskupan, pada 25 Oktober 2025 di Roma. Paus Fransiskus menjalani malam yang tenang di rumah sakit, kata Vatikan, Minggu (23/2).
Foto: AFP/Albert o PIZZOLIVatican City - Paus Fransiskus, yang saat ini dirawat di rumah sakit karena pneumonia, bisa beristirahat semalaman setelah terserang asma yang membuat kondisinya kritis.
“Malam berlalu dengan tenang, Paus beristirahat,” kata Tahta Suci Vatikan dalam pernyataannya pada Minggu (23/2).
Sehari sebelumnya, Fransiskus mengalami kesulitan bernapas sehingga harus diberi oksigen dan transfusi darah.
Kondisinya masih kritis, tetapi dia masih sadar, kata Tahta Suci.
Usai memimpin misa pagi pada 14 Februari, Paus menjalani diagnostik dan perawatan bronkitis di Rumah Sakit Gemelli, Roma.
Pemimpin Gereja Katolik berusia 88 tahun itu didiagnosis menderita infeksi pernapasan dan pneumonia sehingga harus dirawat.
Dikutip dari Barron, Sabtu malam dilaporkan Paus memerlukan transfusi darah dan memerlukan pemberian oksigen beraliran tinggi,
"Malam berlalu dengan damai, Paus beristirahat," kata Takhta Suci.
Paus asal Argentina, kepala Gereja Katolik sejak 2013, awalnya dirawat di rumah sakit Gemelli di Roma karena bronkitis, tetapi berkembang menjadi pneumonia ganda.
"Kondisi Bapa Suci masih kritis, oleh karena itu, seperti yang dijelaskan (Jumat), Paus belum terbebas dari bahaya," kata Vatikan dalam buletin medis rutin pada Sabtu malam.
"Saat ini prognosisnya masih ditangguhkan," katanya.
Paus Fransiskus tetap waspada dan "menghabiskan hari itu di kursi berlengan meskipun ia lebih menderita" daripada hari sebelumnya, kata Vatikan.
Dikatakan bahwa ia pada Sabtu pagi menderita "krisis pernapasan asma yang berkepanjangan, yang juga memerlukan pemberian oksigen aliran tinggi".
Tes darah harian juga "menunjukkan trombositopenia, terkait dengan anemia, yang memerlukan pemberian transfusi darah", tambahnya.
Trombositopenia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jumlah trombosit dalam darah seseorang terlalu rendah, yang dapat menyebabkan kesulitan menghentikan pendarahan dan dapat mengancam jiwa.
Masa Krusial
Menurut Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat, transfusi darah atau trombosit, yang diberikan melalui jalur intravena ke dalam pembuluh darah, diberikan kepada orang-orang yang mengalami pendarahan hebat atau berisiko sangat tinggi mengalami pendarahan.
"Paus makin memburuk," demikian judul berita utama surat kabar Italia Corriere della Sera pada Minggu pagi, sementara La Repubblica menggambarkannya sebagai "hari tergelap" di Vatikan.
"Situasinya makin mengkhawatirkan," kata Fabrizio Pregliasco, ahli virus terkemuka Italia, kepada harian La Stampa, seraya menambahkan bahwa "beberapa jam dan hari ke depan akan menjadi masa krusial".
Berita Trending
- 1 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 2 Jangan Beri Ampun Pelaku Penyimpangan Impor. Itu Merugikan Negara. Harus Ditindak!
- 3 Andreeva Kejutkan Iga Swiatek dan Lolos ke Semifinal Dubai Open
- 4 Bima Arya Tegaskan Retret Kepala Daerah Tingkatkan Kapasitas Kepemimpinan
- 5 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden