Paus Prihatin dengan Kondisi Demokrasi Dunia
Paus Fransiskus berbicara dalam kunjungan pastoral dalam rangka Pekan Sosial Umat Katolik Italia ke-50, Minggu (7/7).
Foto: AFP/Andreas SOLAROVATIKAN - Paus Fransiskus, padahari Minggu (7/7), mengecam keadaan demokrasi global dan memperingatkan para politisi untuk menghindari populisme, selama kunjungan singkat ke Trieste di timur laut Italia, menjelang perjalanan 12 hari ke Asia. Ini merupakan lawatan terpanjang dalam masa Kepausannya.
"Demokrasi tidak dalam kondisi yang baik di dunia saat ini," kata Paus dalam pidatonya di pusat konvensi kota tersebut untuk menutup acara Katolik nasional.
Dikutip dari Voice of America, tanpa menyebut nama negara mana pun, Paus memperingatkan terhadap godaan ideologis dan kaum populis pada hari ketika Prancis menggelar putaran kedua pemungutan suara parlemen cepat yang tampaknya partai sayap kanan, National Rally, akan memperoleh suara terbanyak.
"Ideologi itu menggoda. Sebagian orang membandingkannya dengan Pied Piper dari Hamelin. Ia menggoda, tetapi membuat Anda menyangkal diri sendiri," katanya mengacu pada dongeng Jerman.
Menjelang pemilihan parlemen Eropa bulan lalu, para uskup di beberapa negara juga memperingatkan tentang bangkitnya populisme dan nasionalisme, dengan partai-partai sayap kanan sudah memegang kendali kekuasaan di Italia, Hungaria, dan Belanda.
Fransiskus juga mendesak masyarakat untuk menjauh dari polarisasi yang memiskinkan dan menentang kekuasaan yang hanya mementingkan diri sendiri.
Setelah Venesia pada bulan April dan Verona pada bulan Mei, perjalanan setengah hari ke Trieste, kota berpenduduk 200.000 jiwa di Laut Adriatik yang berbatasan dengan Slovenia, menandai perjalanan ketiga di Italia tahun ini bagi Paus berusia 87 tahun itu, yang telah menderita masalah kesehatan yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak bepergian ke Kota Marseille, Prancis, pada September 2023, Jesuit Argentina itu membatasi dirinya pada perjalanan domestik. Namun, dia berencana untuk menghabiskan hampir dua minggu di Asia pada bulan September untuk mengunjungi Indonesia, Singapura, dan Kepulauan Papua Nugini serta Timor Timur.
Ia tiba di Trieste sesaat sebelum pukul 9 pagi dan dijadwalkan bertemu dengan berbagai kelompok dari bidang keagamaan dan akademis, bersama dengan para migran dan kaum difabel. Kunjungan Paus akan diakhiri dengan Misa di alun-alun utama kota tersebut sebelum ia berangkat ke Vatikan pada sore hari.
Lawatan Terpanjang
Paus menghadapi jadwal padat rencana kunjungan ke Indonesia, Singapura, dan Papua Nugini, serta Timor Timur pada bulan September inii, termasuk memimpin tiga misa stadion.
Perjalanan dari tanggal 2 hingga 13 September dipastikan akan sangat melelahkan secara fisik, dan dilakukan meskipun Fransiskus mengurangi perjalanan internasional. Perjalanan terlama yang pernah dilakukan Paus berusia 87 tahun itu ke luar Roma selama 11 tahun masa kepausannya.
Menurut jadwal resmi yang diterbitkan Vatikan pada pekan lalu, kunjungan ke Asia akan mencakup 16 pidato dan tiga misa yang diadakan di stadion-stadion di Jakarta, Singapura, dan Port Moresby.
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia