Pakar: Butuh 20 Tahun untuk Melihat Dampak Transformasi Transportasi
Ilustrasi - Bus Transjakarta mengangkut penumpang di Halte Tosari, Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2024-2044 mengupayakan sebesar 55 persen penduduk Jakarta menggunakan transportasi publik untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara.
“Itu adalah pembangunan berorientasi transit yang sangat matang dan penuh semangat. Tetapi, itu membutuhkan waktu sekitar dua dekade (untuk benar-benar melihat dampaknya)," ujar Marlon.
Jakarta -- Profesor Perencanaan Kota dan Kebijakan Publik dari University of Southern California Marlon G. Boarnet menyatakan setidaknya dibutuhkan waktu antara 10-20 tahun untuk melihat dampak signifikan dari adanya transformasi pada transportasi publik di kota metropolitan.
Dalam skala wilayah metropolitan, menurut Marlon, diperlukan visi pembangunan dan pengembangan transportasi umum baru yang dilakukan secara berkelanjutan dalam waktu hingga 20 tahun.
"Ketika saya mengajar mahasiswa di sini, saya memberi tahu tentang sesuatu yang saya sebuttwo-decade rule. Argumen saya bahwa untuk benar-benar melihat transformasi transportasi yang bermakna, Anda memerlukan sekitar dua dekade dengan kebijakan dan aktivitas perencanaan yang berkelanjutan," kata Marlon yang hadir secara virtual dalam webinardi Jakarta, Kamis.
Ia mencontohkan pengembangan transportasi umum di salah satu daerah yang dekat dengan Washington D.C., Amerika Serikat (AS), yakni Arlington County di negara bagian Virginia.
Ketika Washington D.C. merencanakan sistem kereta bawah tanah pada tahun 1960-an, Arlington County melihat peluang untuk memanfaatkan perencanaan tersebut untuk mengubah beberapa lingkungan menjadi apa yang disebut sebagai kawasan berorientasi transit (transit oriented development/TOD).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya