Norwegia Dapat Kembali ke Pasar Angin Lepas Pantai Inggris
Ilustrasi
Foto: IstimewaNorwegia menjadi salah satu negara yang terus mengembangkan energi terbarukan di duni. Terbaru, Statkraft, perusahaan milik negara Norwegia, dapat kembali ke pasar angin lepas pantai Inggris, tetapi fokus utamanya tetap pada Irlandia, Norwegia dan Swedia.
"Kami sedang melihat Inggris," kata CEO Statkraft Christian Rynning-Toennesen, setelah presentasi pendapatan kuartal ketiga Statkraft, yang menyoroti rencana lelang yang stabil di negara tersebut, dikutip dari Reuters, Minggu (12/11).
Ia memperkirakan lelang-lelang di masa mendatang akan dikalibrasi ulang setelah lelang energi terbarukan terakhir di Inggris gagal menarik proyek-proyek angin lepas pantai baru karena subsidi dianggap terlalu rendah dan tidak mencerminkan kenaikan biaya di industri ini.
Statkraft juga sudah menjadi salah satu pengembang energi terbarukan terbesar di Inggris, memiliki kantor besar di London dan mengenal pasar dengan baik dari proyek-proyek angin lepas pantai sebelumnya.
Perusahaan ini sebelumnya memiliki saham di ladang angin Dogger Bank, Dudgeon, Sheringham Shoal, dan Triton Knoll, tetapi menjualnya pada tahun 2017 untuk fokus pada teknologi lain.
"Kami tidak memiliki proyek tahap awal di Inggris, jadi jika kami akan masuk sekarang, kami akan masuk ke proyek-proyek yang sudah dijual oleh pihak lain," ujar Christian.
Namun, fokus utama perusahaan untuk angin lepas pantai adalah Irlandia, di mana perusahaan ini mengembangkan 2,2 gigawatt (GW) bersama dengan mitranya, Copenhagen Infrastructure Partners. Perusahaan ini juga berencana untuk berpartisipasi dalam lelang angin lepas pantai pertama di Norwegia dan pada bulan Oktober membeli Swedish Njordr Offshore Wind, yang memiliki pipa pengembangan tahap awal sebesar 21 GW.
Statkraft memiliki target untuk menambah 2,5-3 GW per tahun kapasitas baru dari tahun 2025, sebagian besar di pembangkit listrik tenaga angin dan surya serta baterai, dibantu oleh cadangan kas yang sehat yang berjumlah 33,8 miliar crown pada akhir September. Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) kuartal ketiga turun 46% menjadi 4,9 miliar crown Norwegia ($ 440,68 juta), yang disebabkan oleh harga listrik yang lebih rendah, meskipun laba bersih Statkraft naik 15% menjadi 4,4 miliar crown.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia