Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Nasib Pedagang Batu Giok Myanmar yang Terjepit antara Junta dan Pemberontak

Foto : AFP

Bisnis Meredup l Sejumlah perempuan sedang merangkai manik-manik dari batu giok di sebuah bengkel di wilayah Sagaing, Myanmar, pada 10 Oktober lalu. Setelah terjadinya kudeta dan terjadinya pertempuran antara militer dan pasukan pemberontak di tambang-tambang batu giok ini, bisnis batu yang amat berharga ini kini meredup dan kehilangan kemilaunya.

A   A   A   Pengaturan Font

"Harganya turun," kata Myo Min Zaw, yang telah menghabiskan waktu berbulan-bulan di luar pasar berjalan-jalan di sekitar hotel yang sering dikunjungi pembeli dari Tiongkok yang mencari batu giok yang diobral. "Sebuah batu giok senilai 10 lakh (550 dollar AS) kini hanya dijual sekitar 5 lakh saja," ucap dia.

Sementara itu Hanna Hindstrom, juru kampanye senior untuk Myanmar di Global Witness menyatakan bahwa sejak terjadi kerusuhan dan pertempuran terjadi di tambang-tambang, batu-batu giok amat susah didapatkan.

"Kami telah mendengar bahwa harga di Tiongkok telah meningkat karena permintaan tinggi dan pasokan berkurang," kata Hindstrom seraya menjelaskan bahwa kelangkaan pasokan saat ini juga diakibatkan kelompok pemberontak dan milisi yang bersekutu dengan militer menimbun batu giok berkualitas tinggi.

Transaksi batu giok di pasar yang membahayakan juga telah membuat perajin batu giok enggan ke pasar. "Kami terjebak di tengah-tengah," ucap Aung Aung, nama samaran seorang pedagang batu giok. "Pihak pengelola pasar mengancam akan mengambil toko jika pemiliknya tidak buka. Sementara Pasukan Pertahanan Rakyat telah meminta kami untuk tidak berbisnis di pasar," pungkas dia. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top