NASA Siap Memantau Risiko Bencana Alam di Bumi Lewat Misi Terbaru
Ilustrasi.
Berfokus pada gerakan tanah longsor dari minggu ke minggu selama empat setengah tahun terakhir, para peneliti menemukan bahwa curah hujan, aktivitas tektonik, dan pembangunan perkotaan, semuanya berperan dalam perilaku tanah longsor sepanjang musim dan tahun. Di antara semua faktor, peneliti mencatat limpasan air sebagai faktor yang paling berkontribusi terhadap rayapan tanah. Air melemahkan batuan dengan menginfiltrasi pori-porinya. Di lingkungan perkotaan, infrastruktur seperti jalan, saluran air hujan, dan pipa yang rusak, dapat mengubah aliran air secara drastis, merendam dan membuat bagian lereng menjadi tidak stabil.
"Untuk pertama kalinya, kami dapat mendokumentasikan hubungan yang jelas antara pertumbuhan kota dan percepatan tanah longsor yang bergerak lambat [rayapan tanah]," kata Alexander Handwerger, ilmuwan tanah longsor di JPL dan rekan penulis studi tersebut.
Editor : Fiter Bagus
Komentar
()Muat lainnya