Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gagasan

Musibah di Danau Toba

Foto : koran jakarta/ ones
A   A   A   Pengaturan Font

Penumpang panik saat kapal tiba-tiba oleng dihantam gelombang dan angin keras. Kepanikan penumpang biasanya berakibat fatal bagi kapal yang sedang berlayar. Apalagi puluhan penumpang bergerak serentak dalam kepanikan. Para penumpang bisa berlarian/berpindah tempat. Kapal akan miring ke kiri atau kanan, berisiko terbalik lalu tenggelam.

Kejadian sebenarnya bisa diperoleh dari saksi hidup. Sebaiknya masyarakat dan keluarga penumpang menunggu informasi Kementerian Perhubungan atau Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Instansi KNKT sedang investigasi untuk mengetahui penyebab kapal karam. KNKT perlu membuka hasil investigasi.

Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) belum memperoleh data pasti jumlah penumpang. Persoalannya, SB tidak mempunyai daftar manifes jumlah penumpang. Ini pelanggaran standard operating procedure (SOP) pelayaran. Manifes penumpang seharusnya dilaporkan pada otoritas pelayaran setempat agar kapal diizinkan atau tidak berlayar. Tak ada manifes penumpang, faktor utama kesulitan mendapat informasi jumlah penumpang. Nakhoda kapal pun sulit membeberkan data penumpang, kecuali jujur, terbuka informasi tentang jumlah tiket yang dijual.

Faktor Kenal

Kultur ketimuran, saling kenal, tolong-menolong, ikut menyulitkan penemuan data penumpang secara benar. Informasi yang beredar penumpang terdiri dari banyak perempuan dan anak-anak kecil. Mereka saling kenal, tolong menolong, "tau sama tau". Jadi, kemungkinan hanya orang dewasa yang membeli tiket.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top