Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Misteri Siaran Pers ABRI Jelang Soeharto Lengser yang Hingga Kini Tak Diketahui Siapa Pembuatnya

Foto : Istimewa

Ilustrasi Soeharto, Letjen Prabowo, Jenderal Wiranto dan pasukan ABRI pada tahun 1998.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Salah satu kisah yang hingga sekarang masih jadi misteri adalah beredarnya siaran pers yang seakan-akan dikeluarkan Markas Besar ABRI (TNI sekarang-red). Siaran pers mengatasnamakan ABRI itu beredar menjelang Soeharto lengser dari kursi Presiden.

Ketika itu, Jenderal Wiranto masih jadi Panglima ABRI. Marco Salampessy dalam buku Prabowo: Saya Tak Pernah Berkhianat, (2009) mengisahkan pada 15 Mei 1998, Nahdlatul Ulama (NU) mengeluarkan pernyataan sikapnya. Organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu mengapresiasi pernyataan Soeharto saat di Mesir yang mengatakan, jika rakyat tak menghendaki, ia siap menjadi orang pandito (orang bijaksana).

Sabtu sore hari, 16 Mei 1998, Letnan Jenderal Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Pangkostrad sedang ada di markas Kostrad di bilangan Gambir, Jakarta Pusat. Seorang temannya tiba-tiba datang menyodorkan selembar kertas berisi siaran pers. Yang mengagetkan Prabowo, siaran pers itu mengatasnamakan ABRI. Isinya, ABRI mendukung sikap NU.

Setelah menerima itu Prabowo segera menemui Soeharto di Cendana. Pada mertua sekaligus Presiden RI, Prabowo memperlihatkan siaran pers yang seakan berasal dari ABRI. "Pak ini berarti militer meminta bapak mundur," kata Prabowo pada Soeharto, seperti dikutip Marco dalam bukunya.

Soeharto pun lantas memerintahkan Prabowo memeriksa itu kepada KSAD Jenderal Subagyo HS. Rupanya, Jenderal Subagyo tak tahu apa-apa tentang siaran pers tersebut. Subagyo dan Prabowo pun menghadap Soeharto. Esoknya, 17 Mei 1998 Mabes ABRI menarik siaran pers tersebut.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top