Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
In Between

Merajut Keabadian dengan Seni Sulam

Foto : foto-foto: koran jakarta/eko sugiarto putro

Kristi Harjoseputro (tengah) saat memberikan pembelajaran pada sejumlah ibu terkait keterampilan menyulam benang yang diaplikasikan pada selembar kain. Menyulam merupakan seni merajut benang yang sudah ada sejak zaman Byzantium pada 330 Masehi.

A   A   A   Pengaturan Font

Mengajarkan Sabar dan Teliti

Seven Needles Yogya didirikan oleh Kristi Harjoseputro bersama beberapa teman sebayanya. Ia adalah seorang perempuan kelahiran 25 Desember 1956 keturunan Belanda-Solo yang sejak kecil sudah diajarkan menyulam oleh ibunya.

Kecintaannya membuat Kristie bisa bercerita panjang mengenai sejarah dan teknik sulam. Di sela-sela workshop pada akhir pekan lalu, Kristie bercerita bahwa sulam telah ada sejak zaman Byzantium pada 330 Masehi sampai abad ke-15.

"Dulu sulam ini keterampilan milik istana karena dipadu dengan emas. Kalau sekarang kan dekorasi di atas kain tanpa paduan emas. Alat bantunya jarum dan benang," katanya.

Kristie merasa sangat trenyuh kalau sampai sulam tak lagi dikenal oleh anak-anak muda hari ini karena dianggap kuno dan jauh dari semangat kekinian yang serba cepat. Padahal, dalam kelambatan dan kerumitan tekniknya, sulam mengajarkan cara hidup yang penting yakni sabar, tekun, dan teliti.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top