Rabu, 20 Nov 2024, 04:10 WIB

Mentan dan Mendes Tanam Jagung

Foto: ANTARA/Muhammad Mada

TANGERANG – Dalam rangka memotivasi petani, Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersama Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, akan menanam jagung seluas 635 hektare di Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, hari ini, Rabu (20/11).

“Kami berharap kunjungan dua Menteri ini menjadi motivasi petani di 28 kecamatan makin kuat semangat bertani, guna mendukung swasembada pangan,” kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, Selasa.

Kunjungan Mentan dan Mendes tersebut, atas undangan Kapolda Banten dalam rangka program Polisi Peduli Pengangguran mengingat sektor pertanian terbukti banyak menyerap tenaga kerja.

Selain itu, dua menteri sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam rangka pencapaian swasembada pangan.

Selama ini, tutur Deni, pertanian jagung di Kabupaten Lebak sudah berkembang dan menjadi andalan ekonomi ­petani.

Bahkan, petani bisa melaksanakan tanam jagung hibrida dua kali dalam setahun. Produksinya ditampung perusahaan peternakan unggas.

1732026134_4a58761e89185515f88a.jpg

Sejumlah petani memanen jagung di Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (14/10).

Dengan demikian, Deni optimistis bahwa Lebak ke depan menjadi sentra penghasil jagung terbesar di Provinsi Banten karena didukung lahan luas.

“Kami meyakini produksi jagung dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani dan kehidupan menjadi sejahtera,” tandasnya.

Suryadi (55), seorang petani, menuturkan, selama ini pertanian jagung dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Dia rata-rata menghasilkan keuntungan bersih 25 juta/hektare. Produktivitas jagung hibrida rata-rata 7 ton/hektare.

Saat ini harga jagung dalam kondisi kering mencapai 6.000 rupiah untuk satu kilogram. Untuk itu, satu hektare bisa total menghasilkan 42 juta rupiah. Dari pendapatan sebesar itu bila dipotong biaya upah kerja, pupuk, dan benih yang bisa mencapai sekitar 17 juta rupiah, maka para petani masih dapat bisa meraup keuntungan 25 juta/hektare.

“Kami di sini, setiap panen jagung yang mencapai ribuan ton, langsung ditampung perusahaan peternakan di Balaraja, Tangerang,” jelas ­Suryadi.

Dia berharap ke depan tetap terus terjaga harga jagung di pasaran. Jangan anjlog karena akan merugikan petani, bahkan bisa membuat petani enggan menanam jagung. Ant/G-1

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: