Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konferensi Kota Batik Nusantara 2017

Menelisik Eksistensi Batik yang Sarat Dimensi Kesejarahan

Foto : koran jakarta/suradi

Nina Akbar Tandjung (berdiri, berbusana putih) berdampingan dengan ibunda Presiden Joko Widodo (berbusana hijau), ketika memberikan penjelasan terkait Konferensi Kota Batik Nusantara, di Wisma Batari, Jalan Slamet Riyadi, Solo.

A   A   A   Pengaturan Font

Namun, di masa Pendudukan Jepang, industri batik mati suri, karena pemerintah pendudukan militer Jepang (Gunseikanbu) tidak peduli perkembangan industri dan perdagangan di Tanah Air.

Pada 2 oktober 2009 batik telah ditetapkan Unesco sebagai salah satu warisan budaya dunia nir bendawi (intangible) dari Indonesia. Penetapan tersebut menjadi benchmark bagi perjalanan dan kemajuan di masa depan. Sejak dasawarsa 70an produk batik mulai digunakan untuk berbagai keperluan yang lebih luas, bukan sekadar produk sandang. Batik mulai merambah bagi peruntukan upholstery, alas kaki, dan peruntukan lainnya.

Sementara bantuan teknologi informasi telah memungkinkan pembuatan desain batik dengan bantuan komputer. Saintifikasi batik menggunakan metoda fraktal yang dikembangkan Hokky Situngkir telah memudahkan penciptaan desain pola dan motif lebih kaya dan variatif. Saat ini ada pihak yang melakukan pembatikan menggunakan plotter. Penempelan malam cair panas tidak menggunakan canting atau stempel tetapi menggunakan nozzle yang dikendalikan komputer. Percobaan tersebut masih terus disempurnakan.

Dari serangkaian kisah jatuh bangun industri batik ini, bisa disimpulkan, kehadiran industri batik yang padat karya telah menjadi salah satu kanal penyelamat yang menampung lonjakan tenaga kerja di masa lampau. Kesejahteraan yang pernah dialami para pengusaha batik, hanya sedikit menetes ke bawah. Pekerja yang lainnya belum pernah mengalami peningkatan kesejahteraan secara signifikan. Ke depan hal itu tidak boleh terjadi lagi. Antara pengusaha dan tenaga kerja harus maju bersama, sesuai porsi masing-masing. Dan yang terpenting, dunia batik masih menjadi peluang usaha yang menjanjikan. sur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top