Mendikdasmen Mengakui Distribusi Guru Belum Merata, Ini Solusi yang Ditawarkan
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti didampingi Rektor Unnes Prof S Martono.
Foto: ANTARA/Zuhdiar LaeisSemarang - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengakui bahwa problem pendidikan terutama terkait guru yang dihadapi Indonesia saat ini adalah distribusi guru yang tidak merata.
"Kalau kebutuhan guru secara nasional, sebenarnya rasio guru dan murid itu sudah cukup. Problem kita adalah distribusi guru yang memang belum merata," katanya di Semarang, Senin.
Hal tersebut disampaikannya usai menyampaikan kuliah umum di Universitas Negeri Semarang (Unnes).
"Ada daerah-daerah yang surplus guru dan banyak daerah kekurangan guru. Yang kedua juga ada sekolah-sekolah yang surplus guru dan juga tidak sedikit sekolah yang kekurangan guru," katanya.
Menurut dia, kementerian yang dipimpinnya telah melaksanakan dua langkah untuk menyelesaikan persoalan itu, yakni guru-guru berstatus aparatur sipil negara (ASN), baik PNS maupun PPPK, dapat ditugaskan di sekolah-sekolah swasta.
Diingatkannya, kebijakan terdahulu dalam rekrutmen guru PPPK membuat lebih dari 100.000 guru PPPK harus mengajar ke sekolah negeri sehingga membuat sekolah swasta kekurangan.
"Dengan pola seperti ini maka guru itu bisa kami distribusikan. Tentu dengan koordinasi antara kementerian dan kabupaten/kota, serta pemerintah provinsi karena kewenangan untuk penempatan guru itu untuk SLTA dan SLB itu di provinsi, kemudian TK sampai SMP itu di kabupaten/kota," katanya.
Kemudian, Mu'ti mengatakan bahwa guru-guru tersebut akan diberikan peran untuk tidak hanya mengajar, tapi juga peran bimbingan konseling dan tugas-tugas lain.
"Sehingga pelaporan guru yang baru itu tidak lagi harus di-'upload' tapi cukup mereka memberikan laporan kepada kepala sekolah dan ada ekuivalensi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan profesi guru. Itu yang nanti dikonversikan setara dengan jam mengajar," katanya.
Dengan cara seperti itu, kata dia, maka dimungkinkan ada guru-guru yang memang memiliki tugas-tugas di luar sebagai pengajar yang hanya merencanakan, mengajar, dan menilai, tapi ada tugas pembimbing.
"Itu saya kira sangat penting sehingga dengan cara seperti itu tentu kami berharap agar ke depan kualitas guru dapat kita tingkatkan, juga dengan pelatihan-pelatihan yang berbasis bidang studi," katanya.
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Mulai 23 Januari, Film '1 Kakak 7 Ponakan' Tayang di Bioskop
- 3 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 4 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 5 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
Berita Terkini
- Coretax, Sistem Perpajakan Andal Namun Terhambat Masalah Klasik
- KiN Space Hadirkan Instalasi Interaktif 'Pola-pola Bejana' untuk Anak
- BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi Menteri Kebudayaan Lindungi Pelaku Kebudayaan
- JYP Luncurkan Boygroup Baru Kickflip, 2 Anggotanya dari Jepang
- Film 1 Kakak 7 Ponakan Akan Tayang di Bioskop Mulai 23 Januari 2025