Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS I Manila akan Perkuat Postur Pertahanan dengan Negara Mitra yang Sepemikiran

Marcos Jr: Filipina Tak Bisa Menyerah dalam Perebutan Wilayah

Foto : AFP/JAM STA ROSA

Pidato Tahunan l Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr (tengah), mendapat sambutan ketika menyampaikan pidato tahunan di Kongres di Manila pada senin (22/7). Dalam pidatonya, Presiden Marcos Jr menegaskan bahwa Filipina tidak bisa menyerah dalam sengketa wilayah setelah serangkaian konfrontasi yang meningkat dengan Tiongkok di LTS.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Filipina tidak bisa menyerah dalam sengketa wilayah setelah serangkaian konfrontasi yang meningkat dengan Beijing di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Hal itu disampaikan oleh Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, dalam pidato kenegaraan tahunannya di hadapan Kongres pada Senin (22/7).

Manila saat ini terlibat dalam perselisihan teritorial yang sudah berlangsung lama dengan Beijing mengenai bagian-bagian jalur perairan strategis yang dilalui perdagangan bernilai triliunan dollar setiap tahunnya.

Tanpa menyebut nama Tiongkok, Presiden Marcos Jr mengatakan Filipina akan terus menemukan cara untuk meredakan ketegangan di wilayah yang diperebutkan tanpa mengorbankan posisi dan prinsip-prinsip.

"Filipina tidak boleh menyerah. Filipina tidak boleh goyah," kata Marcos Jr.

Pernyataannya muncul setelah Filipina dan Tiongkok menyetujui pengaturan sementara untuk misi pasokan bagi pasukan Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal, yang telah menjadi fokus bentrokan sengit dalam beberapa bulan terakhir.

Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah LTS dan menegaskan pendiriannya dengan mengerahkan penjaga pantai dan kapal lain untuk berpatroli di perairan dan terumbu karang yang disengketakan.

Hubungan Filipina dengan Tiongkok bergejolak sejak Marcos Jr menjabat pada tahun 2022 dan bersumpah untuk membela klaim negaranya atas LTS.

Serangkaian bentrokan antara kapal Filipina dan Tiongkok di terumbu karang yang menjadi titik konflik telah memicu kekhawatiran akan konflik yang dapat berlarut-larut dengan melibatkan Amerika Serikat (AS) yang terikat karena perjanjian pertahanan bersama dengan Manila.

Pakta tersebut mengharuskan kedua belah pihak untuk saling membela jika terjadi serangan bersenjata terhadap kapal, pesawat terbang, militer, dan penjaga pantai dimanapun di wilayah Pasifik, yang menurut Washington DC mencakup LTS.

Filipina juga memperdalam kerja sama pertahanan dengan negara-negara lain, termasuk Australia, Prancis, dan Jepang, dalam menghadapi meningkatnya ketegasan Tiongkok di jalur perairan tersebut. Manila menandatangani pakta pertahanan penting dengan Tokyo bulan ini yang akan memungkinkan penempatan pasukan di wilayah masing-masing.

"Kami terus memperkuat postur pertahanan kami baik melalui pengembangan kemandirian dan melalui kemitraan dengan negara-negara yang berpikiran sama," kata Marcos Jr yang disambut dengan tepuk tangan meriah ketika ia menyatakan "Laut Filipina Barat adalah milik kami". Manila menyebut perairan LTS di sebelah barat negara itu sebagai Laut Filipina Barat.

Wapres Absen

Pada pidatonya, Presiden Marcos Jr juga menyoroti upaya pemerintah untuk meningkatkan pertanian, mempersiapkan bencana alam, membangun jalan raya dan jembatan, serta meningkatkan sistem pendidikan.

Ada sorakan meriah ketika ia mengumumkan larangan langsung terhadap operasi perjudianonlinedi negara tersebut, yang sebagian besar dijalankan oleh warga negara Tiongkok dan telah dikaitkan dengan penipuan, penculikan, prostitusi, penyiksaan dan pembunuhan.

Aksi-aksi tersebut berkembang pesat di bawah pemerintahan mantan Presiden Rodrigo Duterte, namun semakin banyak seruan agar aksi-aksi tersebut dilarang setelah adanya tuduhan bahwa seorang wali kota setempat memiliki hubungan dengan salah satu wali kota yang juga menjalankan pusat penipuan besar-besaran di utara Manila.

"Kami mendengar keluhan keras dari warga negara kami," kata Marcos Jr yang disambut tepuk tangan meriah. "Kita harus menghentikan masalah yang terjadi di masyarakat kita dan penyalahgunaan negara kita," imbuh dia.

Anggota parlemen, diplomat asing, dan hakim, hadir dalam sesi pidato tahunan presiden di Kongres itu, namun tidak hadiri oleh Wakil Presiden Sara Duterte. Pada Juni lalu, Sara Duterte, putri mantan presiden, mengundurkan diri dari jabatan menteri pendidikan di kabinet.

Politik dalam negeri Filipina telah diguncang oleh perpecahan publik dalam aliansi antara keluarga Marcos dan Duterte ketika mereka berupaya untuk memperkuat basis dukungan saingan mereka dan mengamankan posisi-posisi penting menjelang pemilu sela tahun 2025. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top