Selasa, 26 Nov 2024, 19:45 WIB

.Mantan Gubernur Bank Sentral Tiongkok Dijatuhi Hukuman Mati Bersyarat karena Kasus Penyuapan

Lembaga pengawas antikorupsi Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir telah meluncurkan tindakan keras terhadap sektor keuangan.

Foto: Istimewa

HONG KONG - Pengadilan di Provinsi Shandong, Tiongkok, pada Selasa (26/11), menjatuhkan hukuman mati kepada mantan ketua Bank of China, Liu Liange, atas tuduhan penyuapan dan menerbitkan pinjaman illegal.

Dikutip dari The Straits Times, menurut  laporan media lokal, Liu dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan hukuman selama dua tahun, yang berarti hukuman akan dilaksanakan hanya jika ia melakukan kejahatan lebih lanjut selama periode tersebut. Jika melewati penangguhan hukuman, ia akan dijatuhi hukuman seumur hidup.

Liu, lahir tahun 1961, pernah bekerja di lembaga perbankan dan keuangan, termasuk di bank sentral People's Bank of China dan Ekspor-Impor Bank of China, sebelum ia dipromosikan menjadi ketua Bank of China pada tahun 2019.

Pada bulan Oktober 2023, Partai Komunis yang berkuasa di Tiongkok memecat mantan ketuanya, menuduhnya melakukan kegiatan ilegal dan menerima suap.

Lembaga pengawas antikorupsi Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir telah meluncurkan tindakan keras terhadap sektor keuangan yang telah menjerat beberapa nama besar negara itu, termasuk Liu dan mantan wakil gubernur bank sentral Fan Yifei, yang dijatuhi hukuman mati pada bulan Oktober karena menerima suap, juga dengan penangguhan hukuman dua tahun.

"Pengadilan mengatakan bahwa Liu memanfaatkan posisinya untuk mencari promosi bagi banyak orang dan jumlah suap yang diterima sangat besar yakni lebih dari 121 juta yuan," kata lembaga penyiaran Negara, China Central Television (CCTV).

"Karena Liu mengakui dengan jujur kejahatannya dan sebagian besar uang dan harta benda yang dicuri dalam kasus tersebut telah ditemukan kembali, hukuman mati tidak akan langsung diberlakukan," kata pengadilan.

"Liu, selama masa jabatannya di China Ekspor Impor Bank dan Bank of China, telah menyetujui pinjaman lebih dari 3,32 miliar yuan, yang menyebabkan kerugian lebih dari 190 juta yuan," kata CCTV.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: