
Tiongkok Gelar Latihan Tembak di Teluk Tonkin
Sejumlah personel Penjaga Pantai Vietnam memberi hormat saat mereka turut serta dalam sebuah latihan penjaga pantai bersama di Teluk Tonkin pada Agustus lalu. Awal pekan ini, Tiongkok mengumumkan latihan tembak di Teluk Tonkin yang diduga merupakan respon
Foto: Vietnam Coast GuardHANOI - Militer Tiongkok telah mengumumkan latihan tembak langsung di suatu wilayah di Teluk Tonkin mulai Senin (24/2) hingga Kamis (27/2) pekan ini dan mengeluarkan peringatan agar kapal-kapal agar tidak memasuki zona tersebut.
Peringatan itu muncul saat Vietnam mengeluarkan peta resmi yang menentukan garis pangkal untuk membatasi wilayahnya di teluk tersebut, meskipun tidak ada pihak yang mengaitkan tindakan mereka dengan tindakan pihak lain, hal itu tidak mungkin terjadi secara kebetulan, kata beberapa pengamat.
Latihan yang dilakukan Tiongkok ini terjadi di tengah pertikaian terbaru antara kedua negara tetangga mengenai pembangunan pulau oleh Vietnam di Kepulauan Spratly di Laut Tiongkok Selatan (LTS).
Garis pangkal berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) adalah garis yang membentang di sepanjang pantai suatu negara yang menjadi dasar pengukuran luas laut teritorial dan zona maritim lainnya.
Radio Free Asia (RFA) yang merupakan media pertama yang melaporkan pada April 2024 lalu menyatakan bahwa Vietnam sedang mempertimbangkan garis pangkal sendiri di tengah kekhawatiran bahwa Tiongkok mungkin berusaha memperluas zona maritimnya.
Sebelumnya pada Maret 2024 lalu, Tiongkok merilis garis pangkal di bagian utara Teluk Tonkin, yang dianggap oleh para analis sebagai berlebihan karena di beberapa titik melanggar sekitar 50 mil laut (93 kilometer) ke perairan internasional.
Militer Amerika Serikat (AS) yang mempromosikan kebebasan bernavigasi di seluruh dunia, mengkritik garis pangkal Tiongkok tersebut dengan mengatakan hal itu dapat memberikan dalih bagi Tiongkok untuk secara tidak sah menghalangi hak dan kebebasan bernavigasi yang dijamin bagi semua negara, termasuk jalur transit melalui Selat Hainan.
“Penetapan garis pangkal di Teluk Tonkin bertujuan untuk menegakkan hak dan kewajiban Vietnam,” kata Kementerian Luar Negeri Vietnam dalam sebuah pernyataan, “Hal ini memberikan dasar hukum yang kuat untuk menjaga dan melaksanakan kedaulatan, hak kedaulatan, dan yurisdiksi Vietnam,” imbuh kementerian itu.
Tiongkok belum mengomentari pengumuman tetangganya tersebut tetapi beberapa pengamat Vietnam mengatakan latihan tembak langsung Tiongkok tampaknya merupakan respons terhadap garis pangkal Vietnam tersebut.
Hanoi dan Beijing diketahui pada tahun 2000 telah meneken Perjanjian Delimitasi untuk membatasi wilayah mereka di teluk dari daratan Vietnam dan Tiongkok di utara hingga muara teluk di selatan. Namun, kedua negara belum merundingkan kembali perjanjian kerja sama perikanan bersama di Teluk Tonkin setelah perjanjian lama berakhir pada tahun 2020.
Kemitraan Filipina-Jepang
Sementara itu Jepang dan Filipina dilaporkan pada Senin (24/2) telah menyepakati untuk lebih memperdalam hubungan pertahanan dalam menghadapi lingkungan keamanan yang semakin parah di kawasan Indo-Pasifik. Hal itu diutarakan oleh Menteri Pertahanan Jepang, Gen Nakatani.
Pernyataan menhan Jepang itu dilontarkan saat ia bertemu dengan mitranya dari Filipina, Gilberto Teodoro, di Manila, untuk pertemuan di mana kedua menteri membahas masalah keamanan regional, termasuk situasi maritim di LTS dan Laut Tiongkok Timur (LTT).
“Lingkungan keamanan di sekitar kita menjadi semakin kritis dan penting bagi kedua negara sebagai mitra strategis untuk lebih meningkatkan kerja sama dan kolaborasi pertahanan guna menjaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik,” ucap Menhan Nakatani.
Nakatani pun mengatakan bahwa Filipina dan Jepang telah sepakat untuk memperdalam kerja sama dalam pertukaran militer, menjalin dialog strategis tingkat tinggi di antara militernya, dan memperdalam pembagian informasi.
Hubungan keamanan antara kedua sekutu AS ini telah menguat selama dua tahun terakhir karena Jepang dan Filipina memiliki keprihatinan yang sama atas tindakan Tiongkok yang semakin tegas di kawasan tersebut.
Jepang dan Tiongkok telah berulang kali bertikai di sekitar pulau tak berpenghuni yang dikelola Jepang yang disebut Tokyo sebagai Senkaku dan Beijing sebagai Diaoyu. Sementara Filipina dan Tiongkok juga sering bentrok di LTS di sekitar beting dan atol yang disengketakan yang termasuk dalam zona ekonomi eksklusif Manila. RFA/ST/I-1
Berita Trending
- 1 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 2 Harga BBM di SPBU Vivo Turun, Pertamina, BP dan Shell Stabil
- 3 RI Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Kolaborasi AZEC
- 4 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden
- 5 Beri Pilihan yang Luas, Living World Grand Wisata Hadir 250 Tenant