Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 03 Des 2021, 20:32 WIB

Makanan Nabati Kurangi Dampak Perubahan Iklim

makanan nabati

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Masyarakat masih kurang efisien dalam mengonsumsi makanan, yang ditandai dengan tingginya sampah makanan yang dihasilkan. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian(FAO) PBB saat ini 30 persen emisi global berasal dari industri makanan, namun sepertiga atau 1,3 miliar ton dari produksi pangan global terbuang sia-sia setiap tahun.

Sementara itu,menurut badan Perencanaan Pembangunan Nasional di Indonesia, kehilangan dan pemborosan makanan (food loss and waste/FLW) dari tahun 2009 hingga 2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara 115-184 kg per kapita per tahun.

PR Manager Zero Waste Indonesia, Fildzah Amalia, mengurangi sampah makan bukan hanya menghemat uang namun juga memberikan dampak positif untuk meringankan perubahan iklim. Cara mengurangi dampak iklim adalah dengan mengurangi konsumsi makanan hewani dan menggantinya dengan sumber nabati yang lebih berkelanjutan.

"Beralih ke pola makan nabati dapat membantu mengurangi dampak terhadap lingkungan dalam hal emisi karbon, jumlah oksigen, degradasi tanah, dan persediaan air," kata dia dalam konferensi pers daring kampanye Make It Lastyang diadakan oleh Electrolux pada Selasa (30/11).

Mengutip rekomendasi Kementerian Kesehatan, porsi sayur adalah sepertiga piring atau setara dengan 150 gram atau satu mangkok sedang. Sementara itu porsi buah adalah sepertiga dari setengah piring atau setara dengan 150 gram dalam sekali makan.

Presiden Direktur Electrolux Indonesia, Iffan Suryanto mengatakan Industri makanan telah menjadi salah satu industri yang menyumbang emisi karbon cukup signifikan secara global. Hal itu diperburuk dengan fakta limbah makanan yang jumlahnya relatif meningkat. "Kampanye 'Make It Last' kami luncurkan mempertimbangkan dampak dari emisi karbon 30 persen yang dihasilkan oleh industri makanan," ujar dia.

Melalui Make it Last (Taste) Electrolux ingin mempromosikan pola makan berkelanjutan dengan membantu konsumen mengurangi limbah makanan, mengadopsi pola makan nabati, dan meminimalkan kehilangan nutrisi saat memasak. Caranya dengan memasak secara lebih efisien dan hemat dan menggunakan berbagai peralatan dapur bermutu agar kualitas dan kandungan gizi dalam makanan tetap terjaga.

"Electrolux ingin menginspirasi dan memberdayakan konsumen untuk menjalani gaya hidup yang lebih baik dan lebih berkelanjutan. Kami mengajak masyarakat Indonesia untuk membangun budaya makan yang sadar, berkelanjutan, dan sehat sebagai pilihan utama," kata Iffan.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.