Mafia Pangan di Balik Lonjakan Impor di Kuartal I-2021
Badan Pangan Nasional, jelasnya, penting agar masalah terkait tata kelola pangan di Indonesia ditangani secara holistic. Permasalahan administrasi dan birokrasi masih menjadi momok, termasuk impor.
Sebelumnya, peneliti Ekonomi dari Indef, Nailul Huda, mengatakan Badan Panganlah yang akan memutuskan tanaman berkualitas yang harus diproduksi dalam tiga tahun ke depan, sehingga impor bisa dihapus. Misalnya kedelai atau gula nasional dari tebu ditambah produksinya dua juta ton dalam tiga tahun terakhir. Begitu juga dengan pemanfaatan umbi-umbian menjadi Mocaf (modified cassava flour) sebagai alternatif pengganti tepung terigu. Kemudian, ikan laut dan air tawar untuk meningkatkan gizi.
"Target ini harus ada yang melaksanakan, dan semua departemen harus dikonsolidasikan," kata Nailul.
Dikatakan, sulit untuk membangun kemandirian pangan jika Mendag begitu menjabat langsung berpikir impor. Semestinya Mendag amanatnya ekspor, bukan impor. Dia harus duduk bersama rakyat memikirkan bagaimana agar rakyat bisa makan tanpa harus impor. Dengan kewenangannya bisa mengeluarkan insentif untuk ekspor dan disinsentif bagi impor.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya