Lonjakan Harga Bahan Bakar Global Ancam Stabilitas Sosial
Sejumlah warga berbaris menuju istana presiden, di Quito, Ekuador, untuk memprotes biaya hidup yang tinggi.
Lonjakan harga energi adalah alasan utama Bank Dunia merevisi perkiraan ekonominya bulan lalu, memperkirakan pertumbuhan global akan melambat bahkan lebih dari yang diharapkan, menjadi 2,9 persen tahun ini.
Kira-kira setengah dari apa yang terjadi pada tahun 2021. David Malpass, memperingatkan "bagi banyak negara, resesi akan sulit dihindari". Di Eropa, ketergantungan yang berlebihan pada minyak dan gas alam Russia telah membuat benua itu sangat rentan terhadap harga dan kekurangan yang tinggi.
Dalam beberapa pekan terakhir, Russia telah menurunkan pengiriman gas ke beberapa negara Eropa. Di seluruh benua, negara-negara sedang mempersiapkan cetak biru untuk penjatahan darurat yang melibatkan pembatasan penjualan, pengurangan batas kecepatan, dan penurunan termostat.
Seperti biasanya dalam kasus krisis, yang paling miskin dan paling rentan akan merasakan dampak yang paling parah. Badan Energi Internasional memperingatkan bulan lalu harga energi yang lebih tinggi berarti tambahan 90 juta orang di Asia dan Afrika tidak memiliki akses listrik. Energi mahal mendorong harga pangan yang tinggi, menurunkan standar hidup dan membuat jutaan orang kelaparan
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya