Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"Link and Match" Pendidikan Kita

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Konsep keterkaitan dan kesepadanan link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja yang dicetuskan mantan Mendiknas Prof Dr Wardiman perlu dihidupkan lagi. Sebab, konsep tersebut dapat menekan jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi, yang dari ke hari, tahun ke tahun semakin bertambah akibat dari orientasi sistem pendidikan kita yang supply minded.

Wajib simultan dan masif

Bila konsep dijalankan oleh pemerintahan mendatang, terlebih dalam era Revolusi Industri 4.0, maka pendidikan kita akan berorientasi sesuai kebutuhan pasar. Konsep link and match antara lembaga pendidikan dan dunia kerja adalah ideal. Artinya, ada keterkaitan antara pemasok tenaga kerja dengan penggunanya.

Adanya hubungan timbal balik antara dunia pendidikan dan dunia kerja, akan membuat sekolah atau perguruan tinggi dapat menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan kerja. Selama ini konsep link and match ada pada contoh program magang. Program magang, dimaksudkan agar industri juga mendapatkan manfaat. Namun, selama ini ada kesan dan anggapan bahwa yang mendapatkan manfaat dari program magang adalah sekolah (SMK) atau perguruan tinggi, sedangkan industri yang dijadikan tempat magang peserta didik atau mahasiswa hanya kebagian repotnya.

Padahal produk dari sekolah dan khususnya, perguruan tinggi menghasilkan sesuatu yang amat berharga dan bukan hanya sekadar kertas tanpa makna, yaitu produk kepakaran, produk pemikiran dan kerja laboratorium. Faktanya, hingga kini, produk-produk ini masih sangat jarang dilirik oleh industri di Indonesia. Produk kepakaran yang sering dipakai adalah yang bersifat konsultatif, tetapi produk hasil laboratorium belum di akomodasi dengan baik.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top