Lima Tahun Perjalanan Krisis Pengungsi Rohingya
Seorang pria etnis Rohingya terbaring di tanah saat dia menunggu perawatan medis, di Ladong, Aceh Besar.
Kemarahan internasional meningkat terhadap Myanmar. Militer dituduh menghancurkan rumah Rohingya dan beberapa pemimpin dunia menuduh "pembersihan etnis".
Dalam pernyataan pertamanya tentang krisis tersebut, pemimpin sipil Myanmar dan peraih Nobel Aung San Suu Kyi pada 19 September 2017 berjanji untuk meminta pertanggungjawaban para pelanggar tetapi menolak untuk menyalahkan tentara.
Kemungkinan 'genosida'
Bangladesh dan Myanmar pada 23 November 2017 sepakat untuk mulai memulangkan pengungsi. Tetapi, Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) mengatakan, kondisi tidak memungkinkan untuk mereka pulang dengan aman dan prosesnya terhenti.
Kepala hak asasi manusia PBB, Zeid Ra'ad al-Hussein, pada 5 Desember memperingatkan, kemungkinan "elemen genosida" dan menyerukan penyelidikan internasional.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Komentar
()Muat lainnya