Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Mediterania

Leptis Magna, Kota Roma nan Megah di Libia Utara

Foto : afp/ Mahmud TURKIA
A   A   A   Pengaturan Font

Sejarah nama Leptis sebelum zaman Romawi kemungkinan disebut Lpqy. Namun gagasan ini tidak lengkap karena kurangnya bukti arkeologi. Tetapi pada awalnya terdapat area terbuka bersisi empat yang kemungkinan berfungsi sebagai forum publik, pekuburan abad ke-4 SM (yang kemudian ditutupi oleh teater Romawi), dan kuil yang didedikasikan untuk dua dewa pelindung kota, Shadrapa dan Milk'ashtart.

Kota ini menjadi makmur sebagian besar berkat produksi dan ekspor minyak zaitun, tetapi tidak lepas dari pesaingnya, terutama koloni Yunani Cinyps yang hanya berjarak 18 kilometer di sepanjang pantai. Namun saat itu Leptis Magna adalah salah satu permata Kekaisaran Romawi. Garis pantai di sekitarnya menjadi tempat favorit para bangsawan untuk membangun vila mereka.

Pada abad ke-2 SM, kota ini mendapatkan dukungan dengan menyokong Roma selama Perang Punisia III dengan Kartago yang terjadi antara 149-146 SM. Pada abad ke-1 SM, kota itu kemudian memilih pihak yang salah untuk didukung selama perang saudara Roma antara Julius Caesar yang memerintah 100-44 SM, dan Pompey yang Agung yang memerintah 106-48 SM.

Caesar menang pada tahun 48 SM dan ia segera mengenakan biaya tahunan sebesar tiga juta pon minyak zaitun kepada kota itu sebagai ganti rugi atas kesalahannya dalam mengambil keputusan. Bangsa Romawi lalu membangun bendungan dan kanal di sekitar kota untuk mengelola banjir rutin Sungai Wadi Lebda dengan lebih baik.

Sebagian besar reruntuhan di situs itu saat ini berasal dari periode Romawi, dan sebagian besar berasal dari masa pemerintahan Kaisar Augustus yang memerintah 27 SM - 14 M atau setelahnya. Meskipun demikian, reruntuhan itu sering kali menampilkan campuran gaya arsitektur Punisia dan Romawi yang menarik.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top