
Krisis Demam Berdarah, Kades di Filipina Tawarkan Uang Tunai untuk Basmi Nyamuk
Seorang penduduk menunjukkan uang 9 peso yang diterimanya dari 45 jentik nyamuk yang ditangkapnya.
Foto: IstimewaMANILA - Seorang kepala desa di Filipina baru-baru ini membagikan hadiah uang tunai kepada penduduk yang menangkap nyamuk dalam upaya memerangi wabah demam berdarah.
Dari The Guardian, pada peluncuran hari Rabu (20/2), penduduk desa Addition Hills di wilayah metropolitan Manila berbaris dengan gelas dan tas plastik berisi hasil tangkapan mereka sambil menunggu untuk menerima hadiah: satu peso Filipina (1,7 sen AS) untuk setiap lima nyamuk.
Panitia membagikan koin kepada peserta dan menggunakan alat pembasmi nyamuk ultraviolet untuk membunuh nyamuk hidup. Seorang warga membawa pulang sembilan peso, yang nilainya sekitar 15 sen AS, untuk 45 larva yang ia bawa pulang.
Kepala desa Carlito Cernal, mengatakan dalam sebuah posting media sosial bahwa desa tersebut telah menyelenggarakan program tersebut karena peningkatan kasus demam berdarah di daerah tersebut.
Kasus infeksi virus yang berpotensi mematikan ini terus meningkat di seluruh negeri. Departemen Kesehatan mencatat lebih dari 28.000 kasus pada bulan Januari, meningkat 40 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Awal minggu ini, departemen tersebut mengumumkan "peningkatan yang mengkhawatirkan" dalam kasus demam berdarah di sembilan daerah di Filipina. Kota Quezon, kota terpadat di negara itu, mengumumkan wabah demam berdarah pada hari Sabtu setelah 10 kematian sejak awal tahun.
"Namun, ada kekhawatiran program hadiah desa tersebut mungkin secara tidak sengaja menjadi bumerang, jika orang-orang mulai membiakkan nyamuk untuk meraup keuntungan," kata juru bicara departemen Albert Domingo.
Domingo mengatakan dia tidak mengutuk tindakan tersebut, tetapi menambahkan: "Jika Anda bersedia memberikan hadiah uang untuk sesuatu, mungkin kita bisa mempertimbangkan kontes kebersihan," dengan lingkungan sekitar berlomba-lomba membersihkan daerah yang tergenang air.
Proyek ini juga memicu kekhawatiran di media sosial, dengan para komentator memperingatkan potensi peternakan nyamuk untuk mendapatkan keuntungan.
“Kita harus memastikan bahwa solusi kita berkelanjutan dan tidak memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan,” demikian bunyi salah satu komentar pada salah satu unggahan Cernal tentang inisiatif tersebut.
“Evaluasi ulang proyek ini karena menurut saya tidak efektif,” demikian bunyi komentar lainnya.
Menanggapi kritik tersebut, Cernal menekankan dalam sebuah posting Facebook bahwa ia “tidak memiliki niat buruk” dengan program tersebut.
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
- 4 Ditlantas Polda Babel awasi pergerakan kendaraan lintas kabupaten
- 5 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
Berita Terkini
-
Menko Polkam Pastikan Harga Pangan Terkendali Selama Ramadan dan Idulfitri
-
Perubahan Iklim Percepat Mencairnya Gletser Pegunungan Dunia
-
Trump: Putin dan Zelensky Perlu Bertemu untuk Perundingan Damai
-
Manfaatkan AI, Seluruh Kampus di Tiongkok Beri Kursus DeepSeek
-
20 Tahun Tragedi Longsor Sampah di Cimahi, Menteri LH: Harus Jadi Refleksi