Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 10 Okt 2022, 00:00 WIB

Krisis Air Bersih Marunda Memprihatinkan

Anggota Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta Neneng Hasanah menandatangani petisi warga Kampung Nelayan Marunda (Kanada), Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (8/10/2022).

Foto: ANTARA/Abdu Faisal

Permasalahan nelayan itu sebetulnya mengarah ke kerusakan lingkungan di hulu dan bermuara ke hilir, pesisir BKT di Jakarta Utara.

JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Neneng Hasanah prihatin akan kondisi krisis air bersih di Marunda karena sudah berlangsung enam bulan. Maka dia menandatangani petisi yang diajukan oleh komunitas warga Kampung Nelayan Marundaterkait 10 permasalahanpesisirJakarta Utara di Cilincing, Sabtu.

Neneng berharap dapat menyelesaikan 10 masalah itu bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sesuai dengan slogan Gubernur Anies Baswedan, yaitu "Maju Kotanya, Bahagia Warganya".

"Saya menunaikan kewajiban sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, sekaligus mewakilkan warga untuk menyampaikan kepada teman-teman legislatif atau eksekutif dengan Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD)-nya," kata Neneng di Cilincing, Jakarta Utara.

Neneng juga menyerap aspirasi masyarakat setempat terkait krisis air bersih di Kampung Nelayan Marunda yang telah berlangsung selama enam bulan.Kebetulan DPRD Provinsi DKI Jakarta memiliki Pansus Air Bersih. PansusAir Bersih ini bertugas menyikapi berakhirnya masa kerja sama PAM Jaya dengan dua perusahaan, yaitu Aetra dan Palyja.

Setelah kerja sama selesai pada Februari 2023, DPRD berharap semua pengolahan air bersih kembali dilimpahkan ke BUMD Provinsi DKI Jakarta, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PAM Jaya."Mudah-mudahan dengan pelimpahan semuanya ini, PAM Jaya dapat melayani air bersih secara menyeluruh ke masyarakat DKI Jakarta. Karena selama ini pengolahannya kan di Aetra dan Palyja, PAM cuma berkoordinasi," kata Neneng.

Ia juga mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memiliki teknologi penyulingan air laut menjadi air tawar yang disebut "Sea Water Reverse Osmosis" (SWRO). Teknologi ini sudah ada di Kepulauan Seribu.Langkah-langkah sebelumnya, yakni suplai air bersih dikirim Aetra menggunakan mobil tangki. Ini sebetulnya tidak diperlukan lagi kalau pembangunan SWRO sudah dilaksanakan di Kampung Nelayan Marunda atau Marunda Kepu.

Selain itu,Perumda PAM Jaya juga memiliki Instalasi Pengolahan Air bergerak (mobile) yang sementara bisa digunakan untuk menyuplai air bersih ketika pembangunan SWRO belum rampung.

10 Masalah

Sementara itu, anggota Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Suaeb Mahbub bersama tokoh masyarakat Kampung Nelayan Marundamenggemakan kolaborasi untuk mengatasi permasalahan pesisir Jakarta Utara.

Suaeb saat mengunjungi lingkungan RT 08/RW 07 Kelurahan Marunda, Cilincing, Sabtu, juga menyediakan kapal tradisional untuk mengitari perairan Marunda di pesisir Banjir Kanal Timur??????? (BKT), Jakarta Utara, yang berbatasan dengan Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.

"Kami membuat suatu judul atau tema berkaitan dengan lingkungan laut yang menangkap adegan-adegan yang memuat pesan moral," kata Suaeb.???????aksi bertajuk "Festival Kampung Nelayan Marunda (Festival Kanada)" bertujuan mengangkat potensi wilayah perbatasan Jakarta Utara sekaligus mengangkat 10 permasalahan masyarakat nelayan akibat kerusakan lingkungan.???????

Sepuluh permasalahan itu, yakni akses air bersih, bahan bakar untuk nelayan, dermaga yang layak untuk nelayan, listrik yang stabil dan akses kepemilikan tanah. Selanjutnya akses lingkungan bersih, permodalan, pasar yang berkeadilan, pendidikan dan kesehatan yang layak.
Menurut Suaeb, 10 permasalahan nelayan itu sebetulnya mengarah ke tema kerusakan lingkungan yang terjadi di hulu dan bermuara ke hilir, yakni pesisir BKT di Jakarta Utara.
wid/Ant/G-1

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Marcellus Widiarto

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.