Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 21 Jan 2025, 23:07 WIB

Kreator Perlu Berdialog dengan Narasumber Ciptakan Konten yang Tepat

Foto: Antara

Jakarta - Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menyarankan kepada kreator-kreator konten agar dalam membuat konten dapat melakukan dialog terlebih dahulu dengan narasumber untuk menciptakan konten yang tepat.

Apalagi konten yang akan disebar nantinya mengangkat tema sensitif seperti bencana atau kemalangan, maka kreator konten perlu memastikan consent atau persetujuan dari narasumber yang terkait.

1737474700_c63bb78678517afb96b8.jpg

Ilustrasi kreator konten merekam video untuk kontennya.

"Perlu ada dialog gitu. Betul-betul ada obrolan tanyakan 'Anda perlu gak saya buatin konten yang kayak gini? yang nanti kalau konten ini beredar, Anda dapat bantuan banyak, atau dapat simpati orang banyak. Kalau menurut dia, enggak perlu dan tidak nyaman dieskpos ya jadi tidak dikontenkan," kata Firman saat dihubungi ANTARA, Selasa.

Selain mengajak narasumber terkait berdialog, Firman juga merekomendasikan bagi kreator konten dalam memutuskan untuk membuat sebuah konten yang nantinya akan banyak disaksikan oleh pengguna media sosial perlu mempertimbangkan situasi pada diri sendiri apabila ada dalam posisi yang sama.

Pastikan tujuan dalam membuat konten tidak hanya menguntungkan diri sendiri atau mengejar trafik media sosial sehingga nantinya konten yang dibagikan tetap bermanfaat dan bisa memberi dampak baik bagi penontonnya.

"Ketika melakukan perenungan, kalau misalnya lebih banyak menguntungkan diri sendiri dibandingkan narasumbernya, atau misalnya gak ada perlunya untuk yang terkait ya gak usah (dijadikan konten)," kata Firman.

Firman juga mengatakan, kreator konten juga bisa memanfaatkan modul edukasi literasi digital yang dihadirkan pemerintah terdiri dari empat pilar, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.

Modul itu bisa diakses secara bebas oleh publik melalui situs website https://gnld.siberkreasi.id/modul/

"Itu relevan ya (untuk dipedomani), malah itu yang harus dicapai. Jadi kan adanya empat pilar itu mungkin juga berangkat dari keprihatinan juga bahwa banyak konten untuk laku atau ingin diperhatikan itu sering mengkomodifikasi atau artinya menjadi sesuatu yang bukan komoditas sebagai komoditas," kata Firman.

Terkait dengan pekerjaan kreator konten, baru-baru ini ramai diperbincangkan oleh warganet mengenai Uya Kuya yang membuat konten dan mendapatkan teguran dari warga lokal saat membuat video di depan rumahnya yang terdampak kebakaran di Altadena, Amerika Serikat.

Uya dituduh tidak memiliki empati kepada masyarakat sekitar karena membuat video di lokasi kebakaran. Namun Uya melakukan klarifikasi dan mengatakan pembuatan video itu dimaksudkan untuk memberikan informasi kondisi kebakaran di LA karena banyak yang mengatakan bencana tersebut adalah hoaks.

Ia juga menyebut bahwa dirinya telah meminta izin dari otoritas terkait dalam hal ini polisi dan FBI sebelum merekam video.

Redaktur: -

Penulis: Antara, Ones

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.