Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

KPNas: Pencacahan Plastik Kena Imbas Harga Sampah Turun

Foto : Koran Jakarta/KPNas

Usaha pencacahan plastik Herman di Cikiwul, Bantargebang pada 2005.

A   A   A   Pengaturan Font

Pengiriman plastik "kresek" pertama ke Kapuk, terbesar se-Asia. Selanjutnya ke Tangerang, Pandaan Jawa Timur, dan Bandung. Ketika belum ada pabrik biji plastik di Bantargebang, banyak truk besar dan truk gandeng mengangkut plastik kresek untuk dikirim ke beberapa kota tersebut.

Sekarang sudah ada belasan pabrik biji plastik di sekitar TPST Bantargebang, baru lima tahun terakhir. Seperti biji plastik plastik kresek, biji plastik emberan, pabrik karung, dll.

Herman fokus menjadi pelapak sejak 1986-2006. Sebetulnya, ia sudah menjadi pelaku pencacahan plastik sejak 2005. Boleh dibilang pelaku ekonomi sirkular. Usaha pencacahannya cukup maju, berbagai jenis plastik dicacah, seperti PET botol mineral, PP gelas, mainan, emberan, slofan, bekas kemasan minyak goreng, kemasan diterjen, klem, dll.

Mesin cacahannya tipe 21 ins standar. Pada 2008 harga mesin pencacah Rp30-40 juta. Pada 2019 naik menjadi Rp90-100 juta. Mesin penggeraknya 40 PK. Kapasitas produksinya 2-3 ton/hari, bisa lebih, tergantung jumlah palstik yang akan dicacah. Mesin pencacahan sangat handal dan memenuhi nilai keekonomian. Sehingga Herman bisa bangkit meningkatkan taraf hidup.

Ada sejumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam proses penggilingan plastik. Biaya pilah Rp1.000/kg, biaya giling/cacah Rp600/kg, susut 10 persen saat digiling, ongkos bongkar muat, bensin dan solar, air dan listrik.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top