Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik Jarak Pendek ke Laut Jepang

Foto : Yahoo/AFP/Jung Yeon-je

Televisi menyiarkan rekaman uji coba rudal Korea Utara di stasiun kereta api di Seoul setelah tetangga utara Korea Selatan menembakkan beberapa rudal balistik.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Korea Utara menembakkan sejumlah rudal balistik jarak pendek ke perairan timur semenanjung Korea pada hari Kamis (12/9), kata militer Seoul, uji coba senjata pertama negara bersenjata nuklir itu sejak awal Juli.

Rezim Pemimpin Kim Jong Un telah menggelar puluhan peluncuran (senjata) tahun ini, bagian dari serangkaian uji coba yang menurut para ahli dapat dikaitkan dengan dugaan pasokan senjata ilegal Korea Utara ke sekutunya Russia untuk digunakan di Ukraina.

Pyongyang membantah adanya perdagangan senjata yang melanggar sanksi dengan Russia, tetapi karena diplomasi telah lama terhenti, negara itu menyatakan Korea Selatan sebagai "musuh utama" tahun ini dan baru-baru ini memindahkan senjata berkemampuan nuklir ke daerah perbatasan.

Kepala Staf Gabungan Seoul mengatakan telah mendeteksi beberapa "rudal balistik jarak pendek yang diluncurkan ke Laut Timur sekitar pukul 07.10 dari Pyongyang hari ini (2210 GMT pada hari Rabu)," mengacu pada perairan yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.

Rudal tersebut jatuh setelah terbang sekitar 360 kilometer (220 mil), kata JCS. Pihaknya "segera mendeteksi, melacak, dan memantau" peluncuran tersebut dan berbagi informasi dengan sekutu Tokyo dan Washington.

"Kami mengutuk keras peluncuran rudal Korea Utara sebagai provokasi nyata yang secara serius mengancam perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," tambahnya.

Kementerian Pertahanan Jepang juga mengkonfirmasi peluncuran tersebut. Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan, negaranya "telah mengajukan protes kepada Korea Utara".

Ini merupakan uji coba senjata pertama yang dilakukan Pyongyang sejak 1 Juli, dan terjadi beberapa hari setelah negara itu menandai peringatan penting berdirinya rezim yang berkuasa.

Korea Utara secara berkala meluncurkan rudal sekitar tanggal 9 September, hari berdirinya negara itu, termasuk melakukan uji coba nuklir kelima pada hari yang sama di tahun 2016.

Kerusakan Akibat Banjir

Kurangnya peluncuran rudal dalam beberapa bulan terakhir kemungkinan disebabkan oleh banjir besar yang telah menghancurkan sebagian wilayah Korea Utara, kata Park Won-gon, seorang profesor di Universitas Wanita Ewha, kepada AFP.

Bahkan pada bulan Agustus, ketika Amerika Serikat dan Korea Selatan menggelar latihan militer gabungan berskala besar yang biasanya membuat Pyongyang marah, Kim tidak menembakkan rudal apa pun, kata Park.

Peluncuran hari Kamis "bisa jadi langkah awal untuk kembali ke pola sebelumnya", imbuhnya. Ia memperingatkan, Kim telah menjanjikan peluncuran satelit tahun ini tetapi belum melaksanakannya, jadi peluncuran ini atau rudal balistik antarbenua (ICBM) bisa jadi menjadi yang berikutnya.

"Korea Utara telah berfokus pada uji coba rudal taktis berkekuatan rendah, yang mampu membawa senjata nuklir dan menyerang Korea Selatan," katanya.

Pyongyang bulan lalu mengatakan hujan lebat yang memecahkan rekor pada akhir Juli telah menewaskan sejumlah orang yang tidak disebutkan jumlahnya, membanjiri rumah-rumah dan merendam sebagian besar lahan pertanian di wilayah utara dekat Tiongkok.

38 North, program analisis Korea Utara yang dijalankan oleh lembaga pemikir Stimson Centre, melaporkan pada hari Rabu bahwa lokasi uji coba nuklir utama Korea Utara rusak akibat banjir.

Citra satelit menunjukkan beberapa jembatan dan fasilitas komando telah hanyut.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top