Komandan Polisi Militer AD yang Baru Ternyata Pernah Malang Melintang di Dunia Intelijen

JAKARTA - Letnan Jenderal (Letjen)TNI Chandra Warsenanto Sukotjo resmi didapuk menjadi Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Danpuspomad). Ia menggantikan Letjen Dodik Widjanarko yang memasuki masa pensiun.

Ada fakta menarik dari jenderal kelahiran Bandung, Jawa Barat, 14 Januari 1965 ini. Rupanya, jenderal lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1988 ini pernah malang melintang di dunia intelijen.

Letjen Chandra, pemegang gelar Master Hubungan Internasional dari Institute of Defence and Strategic Studies, Nanyang Technological University, Singapura ini pernah berkarir di Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia (BAIS TNI), badan intelijennya TNI.

Di BAIS TNI, Letjen Chandra pernah menduduki jabatan Pabandya B-51 Direktorat B BAIS TNI. Jabatan ini mulai dipegangnya tahun 2008. Ditahun yang sama, Letjen Chandra menjadi Gumil Gol IV/Kol Korps Gumil Satinduk BAIS TNI.

Jabatan intelijen lainnya yang pernah dipegang Letjen Chandra adalah saat ini dipercaya menjadi Pabandya 4/Milhanlugri Paban VI/Mintel Sintel TNI. Jabatan ini dipegang Letjen Chandra tahun 2007, sebelum dia digeser ke BAIS TNI.

Tidak hanya di BAIS TNI, Letjen Chandra juga pernah berkarir di Badan Intelijen Negara (BIN). Di badan telik sandi ini, Letjen Chandra sempat menduduki beberapa posisi atau jabatan.

Di BIN, Letjen Chandra pernah menjadi Direktur Kawasan Amerika dan Eropa. Kemudian pada akhir Desember 2014, dia ditugaskan sebagai perwakilan BIN di Luar Negeri (Perbinlu). Letjen Chandra ditempatkan di Kedutaaan Besar Republik Indonesia untuk Canberra, Australia. Setelah itu sekitar tahun 2017, Letjen Chandra ditarik kembali ke Jakarta.

Di Indonesia, Letjen Chandra kembali ke BIN dan dapat posisi baru sebagai Deputi I Bidang Luar Negeri BIN. Pangkatnya pun naik menjadi Mayor Jenderal. Jabatan Deputi I Bidang Luar Negeri BIN dipegangnya hingga tahun 2021, sampai kemudian dia diangkat jadi Danpuspomad yang baru menggantikan Letjen Dodik Widjanarko.