Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kisah Pelindung Kakatua Seram di Negeri Masihulan (Bagian 2)

Foto : (FOTO ANTARA/HO-Marvento F Laurens)

Kakatua seram jambul merah jambu di Pusat Rehabilitasi Satwa di Desa Masihulan, Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku

A   A   A   Pengaturan Font

Adapun yang menarik adalah untuk membayar sagu yang telah dibakar tersebut, harus menunggu para pemburu kembali dari hutan, menjual hasil buruan burung paruh bengkok baru bisa membayar mama-mama di Desa Sawai yang membakar sagu tersebut.



Menurut penuturan mantan pemburu kakatua seram atauCacatua moluccencisyang kini menjadi pelaku ekowisata di Desa Masihulan Sony Sapulette, mama di Desa Sawai sangat membantu mereka dalam mengurus perbekalan khususnya sagu.

Sesudah itu, hal menarik lainnya adalah kios tempat kelompok pemburu burung paruh bengkok membeli perbekalan untuk berburu juga bersedia memberikan hutangan pada mereka. Semua perbekalan baru akan dibayar kemudian saat burung hasil tangkapan sudah terjual.

Begitu kompleks rangkaian perikehidupan yang mereka ciptakan dalam bingkai besar perburuan ilegal burung endemik paruh bengkok di sana. Kemudian, semua itu berganti perlahan saat mereka bersentuhan dengan konsep konservasi dan memulai membuka celah ekonomi baru dari ekowisata yang menawarkan sesi pengamatan burung (birdwatching) pada plafon menjulang di ketinggian 40 hingga 50 meter dan kegiatan kamp di hutan mereka.

Ekowisata juga memiliki peranan penting dalam perubahan pola hidup sosial-budaya masyarakat Masihulan, di mana kegiatan ekonomi yang lebih berkelanjutan itu dapat menjadi alternatif tambahan ekonomi bagi mereka. Alam terjadi, satwa lestari dan adanya kemandirian ekonomi dalam masyarakat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top