Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kisah Pelindung Kakatua Seram di Negeri Masihulan (Bagian 2)

Foto : (FOTO ANTARA/HO-Marvento F Laurens)

Kakatua seram jambul merah jambu di Pusat Rehabilitasi Satwa di Desa Masihulan, Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku

A   A   A   Pengaturan Font

Proyek percontohanpertama di 2003, yaitu uji coba dengan burung paruh bengkok pertama nuri bayan. Masyarakat memberikan respons positif karena melihat komitmen dari Ketua Yayasan Wallacea Ceisar Riupassa dan Stewart untuk mengembangkan konservasi alam di Masihulan untuk menjaga kelestarian satwa paruh bengkok.


"Caritarumah pohon ini, sama dengan PRS. 'Katong'(saya0 orang lokal ini 'seng'(tidak) terpikir 'biking' (membuat) apa yang mau 'dibiking' sebagai satu daya tarik. Tapi itu hasil buah pikiran dari Pak Ceisar'deng' (dengan) satu bule yang datang 'deng'grup besar untuk ekspedisi goa, (bersama) Demen dan Dina. Dekat sekali dengan masyarakat. Program rumah pohon (plafon pemantauan burung) dan PRS ini dibuat sama-sama dengan Om Buce dan kawan-kawan lainnya." katanya.

Setelah melewati suatu proses panjang, membuat Sony mau mencoba belajar dalam menjalani ekowisata dan membuat paket wisata. Belajar dan mengikuti pengalaman dari Ciesar dalam hal menjadi "tour guide"dan "travel agent".

Itu karena dirinya melihat bahwa melalui pariwisata, mereka juga dapat membantu dalam pelaksanaan konservasi alam. Ia tidak hanya membuat paket pemantauan burung, tetapi juga mendirikan "homestay"yang terletak di hutan Masihulan dan membuat mereka dapat merasakan sensasi tersendiri dengan mendengarkan secara langsung kicauan buruh paruh bengkok saat menginap di sana.


Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top