Kini Ilmuwan Merencanakan Pembangkit Listrik Fusi Pertama
PENELITIAN FUSI NUKLIR | Menteri Energi AS, Jennifer Granholm (kiri) dan Direktur Laboratorium Nasional Lawrence Livermore, Kimberly Budil (tengah) bersama Direktur Kebijakan Sains dan Teknologi Kantor Gedung Putih, Arati Prabhakar saat memberikan keterangan mengenai penelitian fusi nuklir, di Departemen Energi AS di Washington, DC, belum lama ini.
Sementara itu, pakar fisika sekaligus pengamat energi hijau dari Universitas Brawijaya, Malang, Adi Susilo, mengatakan terobosan para ilmuwan AS tersebut dapat menjadi solusi sebagai energi alternatif di masa depan karena memiliki sejumlah keunggulan.
Umumnya berbagai sumber energi terbarukan walaupun ramah dari polusi karbon, memiliki keterbatasan karena masing-masing tergantung dengan kondisi cuaca, misalnya tekanan udara yang mempengaruhi kecepatan angin atau hujan yang berdampak pada terik matahari. Namun dengan reaksi fusi nuklir, energi yang dihasilkan bersifat tidak terbatas dan berumur panjang.
Selain itu, energinya juga bersih, tidak mengemisikan karbon atau gas-gas efek rumah kaca lainnya. "Fusi juga aman tidak memiliki risiko limbah radioaktif seperti fisi nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir," tuturnya.
Redaktur : Redaktur Pelaksana
Komentar
()Muat lainnya