Kina, Pohon yang Mengubah Peta Dunia
Menurut Dr Rohan Deb Roy, penulis Malarial Subjects, memperoleh pasokan kina yang cukup menjadi keuntungan strategis dalam perlombaan untuk mendominasi dunia apalagi kulit kina kemudian berubah menjadi salah satu komoditas terpanas di dunia.
Kina sering dikutip oleh para sejarawan sebagai salah satu 'alat imperialisme' utama yang menggerakkan Kekaisaran Inggris. "Tentara Eropa yang terlibat dalam perang kolonial sering meninggal karena malaria," kata Deb Roy. "Obat-obatan seperti kina memungkinkan para prajurit untuk bertahan hidup di koloni-koloni tropis dan memenangkan perang," imbuh dia.
Faktanya, antara tahun 1848 dan 1861, pemerintah Inggris menghabiskan dana setara dengan 6,4 juta poundsterling setiap tahun untuk mengimpor kulit kina guna disimpan bagi pasukan kolonialnya. Akibatnya, kina sering dikutip oleh para sejarawan sebagai salah satu alat imperialisme utama yang menggerakkan Kerajaan Inggris.
Bukan hanya kulit kina yang berharga karena bijinya juga menjadi komoditas yang banyak diminati. "Pemerintah Inggris dan Belanda ingin menanam kina di koloni mereka sendiri untuk menghentikan ketergantungan mereka pada Amerika selatan," jelas Deb Roy.
Namun, memilih benih yang tepat tidaklah mudah. Masing-masing dari 23 spesies kina memiliki kandungan kina yang berbeda. Berkat penduduk setempat yang memiliki pengetahuan botani, orang Eropa dapat mengamankan spesies yang kaya akan kina untuk diekspor ke luar negeri. hay/I-1
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya