Kim Jong-un Perintahkan Percepat Produksi Massal Drone Serang
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) sedang memeriksa uji kinerja pesawat nirawak serang bunuh diri di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara.
Foto: IstimewaPYONGYANG - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, pada Kamis (14/11), telah menyerukan percepatan produksi massal pesawat serang tak berawak atau drone karena meningkatnya kekhawatiran internasional atas semakin dalamnya kerja sama militer negara itu dengan Rusia.
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi melaporkan pada hari Jumat bahwa Kim mengawasi uji coba terbaru "berbagai jenis pesawat nirawak serang bunuh diri" yang diproduksi oleh Kompleks Teknologi Udara Tak Berawak Pyongyang.
Dari Al Jazeera, drone tak berawak ini dapat menyerang target di darat dan laut, dan secara efektif berfungsi sebagai peluru kendali.
"Kim menekankan perlunya membangun sistem produksi serial sedini mungkin dan melakukan produksi massal skala penuh," kata KCNA, seraya mencatat bagaimana pesawat nirawak menjadi krusial dalam peperangan modern saat ia mengawasi pengujian.
Korea Utara pertama kali memamerkan drone bunuh diri pada bulan Agustus dan para ahli militer mengatakan kemampuan itu dapat dikaitkan dengan semakin kuatnya aliansi negara itu dengan Rusia, dengan kedua pihak menandatangani pakta pertahanan bersama.
Drone, yang juga dikenal sebagai amunisi berkeliaran , telah muncul sebagai senjata perang yang penting karena dapat menyerang tank dan target lain dengan biaya yang relatif rendah. Drone telah digunakan dalam konflik di Ukraina dan Timur Tengah.
í
Drone yang diuji pada hari Kamis berhasil mengenai target dengan tepat setelah terbang di jalur yang telah ditentukan, KCNA melaporkan.
Pada hari Senin, Kim menandatangani dekrit yang meratifikasi Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif yang bersejarah, sebuah pakta pertahanan bersama dengan Rusia . Pakta ini mewajibkan kedua negara untuk saling memberikan bantuan militer segera dengan menggunakan "segala cara" yang diperlukan jika salah satu pihak menghadapi "agresi".
Korea Utara telah mengerahkan sekitar 10.000 tentara ke Rusia untuk berperang di Ukraina, kehadiran mereka dikonfirmasi oleh NATO, Amerika Serikat, Ukraina, dan Korea Selatan.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol juga memperingatkan tentang potensi transfer teknologi militer Rusia yang sensitif ke Korea Utara.
“Persaingan dalam penggunaan pesawat tanpa awak sebagai sarana utama kemampuan militer … semakin meningkat di dunia,” kata Kim seperti dikutip KCNA.
"Pyongyang baru-baru ini menekankan pentingnya” pengembangan sistem perangkat keras tak berawak dan mengintegrasikannya dengan strategi militer negara secara keseluruhan," kata Kim.
Korea Utara telah mengirim pesawat tak berawak melintasi perbatasan ke Selatan, terbang selama berjam-jam di area utama termasuk ibu kota, Seoul, dan di atas zona larangan terbang di sekitar kantor kepresidenan Korea Selatan.
Pihak Korea Utara juga terus melakukan uji coba rudal balistik yang menentang sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan bulan lalu meledakkan jalan raya dan jalur kereta api yang menghubungkannya dengan Korea Selatan.
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 3 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 4 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
- 5 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal