Kilaunya Meredup, Harga Emas Jatuh Terseret Kecemasan Kenaikan Fed Fund Rate
Emas batangan terlihat di Pallion di Marrickville, Sydney, Jumat, 14 Oktober 2022.
Foto: ANTARA/ AAP IMAGE via Reuters Connect/ DAN HIMBRECCHICAGO - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan, Rabu (19/4) waktu Chicago, Amerika Serikat (AS) atau Kamis (20/4) pagi WIB, berbalik melemah dari kenaikan sehari sebelumnya karena dollar AS menguat di tengah kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunganya untuk mengendalikan inflasi yang masih tinggi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, merosot 12,40 dollar AS atau 0,61 persen menjadi ditutup pada 2.007,30 dollar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.020,30 dollar AS dan terendah sesi di 1.980,90 dollar AS.
Emas berjangka terangkat 12,70 dollar AS atau 0,63 persen menjadi 2.019,70 dollar AS pada Selasa (18/4/2023), setelah jatuh 8,80 dollar AS atau 0,44 persen menjadi 2.007,00 dollar AS pada Senin (17/4/2023), dan anjlok 39,50 dollar AS atau 1,92 persen menjadi 2.015,80 dollar AS pada Jumat (14/4/2023).
- Baca Juga: IHSG Terkoreksi 4,65 Persen Sepekan Ini
- Baca Juga: Jelang Natal, Harga Emas Antam Melonjak
Dollar menguat pada Rabu (19/4/2023) terangkat oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, dengan indeks dollar yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,206 persen membuat pasar menjadi lebih skeptis bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga akhir tahun ini.
Emas sempat merosot di bawah level psikologis 2.000 dollar AS dalam perdagangan harian Rabu (19/4/2023) menyusul komentar hawkish dari pejabat Fed tentang perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Komentar hawkish dari pejabat Fed, ditambah dengan beberapa tanda ketahanan ekonomi AS memicu kebangkitan kembali kekhawatiran bahwa suku bunga AS bisa naik lebih dari yang diharapkan.
Ekspektasi pasar adalah bahwa bank sentral AS akan menaikkan Fed Fund Rate (FFR) lagi pada pertemuan Mei, kemungkinan sebesar 25 basis poin, diikuti oleh peluang 19 persen dari langkah serupa pada Juni.
Beige Book yang dirilis oleh Federal Reserve pada Rabu (19/4/2023) menunjukkan ekonomi AS "sedikit berubah" pada akhir Maret dan awal April. Pinjaman dan permintaan pinjaman menurun untuk bisnis dan nasabah, pertumbuhan pekerjaan AS lebih lambat, dan tekanan harga tampaknya melambat, kata Beige Book.
Prospek kenaikan suku bunga menjadi pertanda buruk bagi emas dan logam lainnya, karena meningkatkan biaya peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil. Tetapi logam mulia mendapat keuntungan dari peningkatan permintaan safe haven, di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga akan memukul pertumbuhan ekonomi tahun ini.
- Baca Juga: MDIY Resmi Terdaftar
- Baca Juga: Rupiah di Titik Terendah! Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 10,80 sen atau 0,43 persen, menjadi ditutup pada 25,371 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat 8,40 dollar AS atau 0,77 persen, menjadi menetap pada 1.105,70 dollar AS per ounce.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia