Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 10 Feb 2025, 03:03 WIB

Ketua SNPMB, Eduart Wolok: SNBP Bukan Jalur Langit

Foto: Antara

Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi untuk masuk PTN 2025 dipastikan bukan jalur langit karena tetap ada proses seleksi yang objektif dan transparan.

JAKARTA - Ketua Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 Eduart Wolok, memastikan bahwa Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) sebagai salah satu jalur masuk perguruan tinggi negeri (PTN) bukan jalur langit. Menurutnya, tetap ada proses seleksi yang objektif dan transparan.

1739114851_adfcecddd0ebff5210e0.jpeg

Foto tangkapan layar Muhamad Marup

“Kita selalu berusaha untuk memberikan proses seleksi yang transparan kemudian yang berdasarkan dengan kemampuan dari siswa sebagai peserta untuk menjadi mahasiswa melalui seleksi SNBP,” ujar Eduart, dalam sosialisasi pendaftaran SNBP 2025, secara daring, Minggu (9/2).

Dia menjelaskan, secara proses seleksi SNBP memiliki proses berbeda dengan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). SNBP menggunakan nilai rapor yang ditambah dengan prestasi akademik dan nonakademik.

“Di sinilah yang seringkali disebut bahwasannya karena tidak adanya tes maka dianggap ini harus melalui lobi dan sebagainya,” jelasnya.

Sebagai informasi, pendaftaran SNBP akan ditutup pada 18 Februari 2025. Selain SNBP, terdapat dua jalur lain dalam penerimaan mahasiswa baru yaitu jalur SNBT dan jalur mandiri.

Diterima Merata

Eduart mengungkapkan, setiap PTN objektif untuk menilai hasil capaian belajar dari siswa berdasarkan rapor dan prestasi akademik lainnya. Menurutnya, hal tersebut dapat dilihat dari hasil mahasiswa yang diterima merata di seluruh wilayah Indonesia.

“SNBP ini diadakan memang untuk memberikan akses seluas-luasnya terutama buat calon siswa dari seluruh Indonesia. Kalau kita melihat bahwasannya memang SNBP keberterimaan itu akan jauh lebih merata di seluruh wilayah di Republik ini,” katanya.

Dia memastikan, siswa dengan nilai tertinggi tetap akan memiliki kesempatan diterima lebih besar. Menurutnya, tidak akan sampai terjadi siswa yang memiliki nilai dan prestasi lebih rendah malah yang akan diterima di PTN.

“Karena prestasi yang lebih baik maka dia yang akan lulus dan itulah yang makanya tidak disebutkan ini sebagai jalur langit gitu ya tidak, tetapi benar-benar kita objektif berdasarkan capaian daripada siswa selama belajar,” terangnya.

Eduart mengimbau, peserta SNBP memilih PTN dan program studi sesuai dengan yang diinginkan. Menurutnya, hal tersebut penting sebab peserta yang sudah lolos tidak akan bisa mendaftar SNBT maupun jalur mandiri.

“Peserta yang sudah lulus SNBP itu tidak diperkenankan untuk ikut SNBT maupun Mandiri. Jadi sekali lagi Pilihlah prodi yang benar-benar Anda Anda minati dan anda inginkan,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian berpandangan pemerintah perlu melakukan pendampingan secara rutin terhadap sekolah-sekolah untuk menghadirkan pelaksanaan SNBP yang lebih baik, terutama terkait dengan pengisian data siswa.

“Dengan pendampingan rutin sejak awal, kita bisa memastikan data yang masuk lebih valid dan tidak ada masalah mendekati batas waktu pendaftaran,” kata Hetifah kepada wartawan di Jakarta, Jumat (7/2).

Hal tersebut dia sampaikan guna menanggapi sejumlah persoalan yang muncul dalam beberapa waktu terakhir terkait dengan SNBP 2025, antara lain adanya siswa yang terancam kehilangan kesempatan dalam mengikuti SNBP 2025 karena kendala dalam pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) seperti keterlambatan.

Lebih lanjut, Hetifah menyampaikan pengisian PDSS tidak bisa dilakukan secara terburu-buru menjelang tenggat waktu. Oleh karena itu dia menilai perlu ada mekanisme pendampingan yang lebih ketat, termasuk pengecekan berkala dan pelatihan mingguan secara daring bagi operator sekolah dan Dinas Pendidikan.

Berikutnya, Hetifah menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan SNBP 2025 agar di tahun-tahun berikutnya tidak terjadi lonjakan komplain dari siswa maupun masyarakat, seperti yang terjadi saat ini.

“Belajar dari pengalaman tahun ini, kementerian perlu lebih awal berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memastikan pelaksanaan SNBP berjalan lebih tertib,” ujarnya. ruf/S-2

Redaktur: Sriyono

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.