Kemenhub Perkuat Sistem Manajemen Informasi Penerbangan
Direktur Navigasi Penerbangan, Syamsu Rizal
Foto: Dok. Humas Ditjen HubdarJAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menegaskan pentingnya program percepatan implementasi System Wide Information Management (SWIM) di Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan penerbangan di tanah air.
Inisiatif ini adalah bagian dari upaya global yang dicanangkan International Civil Aviation Organization (ICAO) guna memperkuat integrasi informasi di seluruh sektor penerbangan, mulai dari maskapai penerbangan, operator bandar udara hingga penyedia layanan navigasi penerbangan.
Direktur Navigasi Penerbangan, Syamsu Rizal, dalam sambutannya pada acara ICAO SWIM Working Session menekankan bahwa program implementasi SWIM bukan hanya inovasi teknologi, tetapi sebuah keharusan dalam mengintegrasikan berbagai sistem informasi penerbangan.
“Implementasi SWIM dilaksanakan dengan pertukaran data real-time yang mencakup berbagai aspek penting seperti perencanaan penerbangan, cuaca, dan status lalu lintas udara. Ini adalah langkah nyata untuk meningkatkan keselamatan dan mengurangi potensi keterlambatan operasional,” ujar Syamsu dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/11).
Acara ini terselenggara atas kerja sama antara ICAO Regional Office Asia Pasifik, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dan Perum LPPNPI/AirNav Indonesia sebagai penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia, yang dihadiri oleh 73 peserta yang terdiri dari perwakilan ICAO Regional Asia Pasifik, negara anggota di kawasan Asia Pasifik, organisasi internasional seperti IATA dan CANSO, internal Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Perum LPPNPI dan BMKG, serta terdapat 38 orang observer seperti Angkasa Pura Indonesia, Maskapai Penerbangan, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Forum ini menjadi wadah bertukar gagasan, mengidentifikasi tantangan, dan menyusun strategi implementasi SWIM di kawasan Asia-Pasifik.
Syamsu Rizal menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung program implementasi SWIM di Indonesia.
“Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk keberhasilan SWIM, baik demi kepentingan nasional maupun untuk memperkuat posisi Indonesia di industri penerbangan global,” ucapnya.
SWIM menyediakan satu titik akses untuk informasi aeronautika, penerbangan, cuaca, dan pengawasan yang relevan, real-time, dan andal.
Inisiatif ini juga menyediakan infrastruktur, standar, dan layanan yang diperlukan guna mengoptimalkan pertukaran data secara aman di seluruh Sistem Ruang Udara Nasional (NAS) dan komunitas penerbangan.
Sebagai tulang punggung berbagai data kedepan, SWIM mendukung keunggulan operasional dan inovasi yang dapat mendukung peningkatan manajemen lalu lintas udara.
Konsep SWIM global menjelaskan bagaimana seluruh pemangku kepentingan akan berpartisipasi dalam SWIM, serta tata kelola, operasionalisasi, dan transisi infrastruktur SWIM dari tingkat kelembagaan hingga teknis.
Dengan program implementasi SWIM, diharapkan kapasitas pengelolaan lalu lintas udara dapat meningkat, biaya operasional berkurang, dan daya saing industri penerbangan Indonesia semakin kuat di kancah internasional.
“Kami optimis bahwa SWIM akan menjadi landasan modernisasi manajemen lalu lintas udara Indonesia, dan kami siap berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan untuk memastikan kesuksesan program ini,” ujar Syamsu.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Mohammad Zaki Alatas
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Pasangan Risma-Gus Hans Sampaikan Permohonan Maaf di Akhir Masa Kampanye Pilgub Jatim
- Degrowth, Melawan Industrialisasi dan Konsumsi Berlebihan Demi Masa Depan yang Berkelanjutan
- Hardjuno Pertanyakan RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas Prioritas Saat RUU Perampasan Aset Tidak
- Kebijakan Luar Negeri Prabowo Subianto: Diplomasi yang Berimbang untuk Indonesia
- Tuai Kecaman, Biaya Penobatan Raja Charles Capai £72 juta