Kemendikbudristek Salurkan 76 Ribu Buku Bacaan Bermutu
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbudristek, Iwan Syahril, dalam acara Penyaluran 76 Ribu Buku, di Jakarta, Senin (23/10).
Foto: istimewaJAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknogi (Kemendikbudristek) menyalurkan sebanyak 76.752 buku bacaan bermutu. Buku yang terdiri dari 156 judul tersebut akan disalurkan ke 12 Kabupaten di Indonesia yakni Asahan, Karo, Kendal, Tegal, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Paser, Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, Siak, dan Kampar.
"Kami di Kemendikbudristek percaya, bahwa pemerataan akses terhadap buku dan pelatihan guru, merupakan dua aspek kunci yang dapat berkontribusi pada peningkatan kompetensi literasi," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbudristek, Iwan Syahril, dalam acara Penyaluran 76 Ribu Buku, di Jakarta, Senin (23/10).
Iwan menerangkan, kemampuan literasi penting bagi murid di lingkungan sekolah dan masyarakat adalah dasar pengetahuan, pengembangan keterampilan berpikir kritis dan analitis. Selain itu, literasi juga bisa menjadi bekal bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan persaingan pada era globalisasi dan teknologi.
Berdasarkan data Rapor Pendidikan Indonesia tahun 2023, sebanyak 61,53 persen murid sekolah dasar (SD/MI/Sederajat), 59 persen murid sekolah menengah pertama (SMP/MTS/Sederajat), dan 49,26 persen murid sekolah menengah atas (SMA/MA/Sederajat) yang memiliki kompetensi literasi di atas standar minimum.
"Artinya, masih terdapat murid di Indonesia yang masih perlu ditingkatkan kompetensi literasinya," jelasnya.
Dia memastikan, pihakbya telah dan terus melakukan beragam upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi murid. Tahun 2022, Kemendikbudristek menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu disertai pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia.
"Ini adalah program pengiriman buku dengan jumlah buku dan jumlah penerima yang terbesar sepanjang sejarah Kemendikbudristek," tandasnya.
Kepala Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati, menambahkan, selain buku bacaan bermutu, pelatihan guru terstruktur juga dapat meningkatkan kemampuan literasi murid dalam jangka waktu tiga tahun. Berdasarkan hasil evaluasi dampak Program PINTAR di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, menunjukkan bahwa satuan pendidikan yang mendapat pelatihan guru terstruktur selama 3 tahun memiliki kemampuan membaca 9,6 persen lebih tinggi, kemampuan menulis 5,3 persen lebih tinggi, kemampuan matematika 7,5 persen lebih tinggi, dan kemampuan sains 5,4 lebih tinggi dibanding sekolah yang tidak mendapatkan pelatihan tersebut.
"Kami berkomitmen untuk meningkatkan kecakapan literasi anak-anak Indonesia. Harapan kami, semua anak Indonesia mampu memahami bacaan dengan baik," ucapnya.