KDRT Tak Pandang Bulu, 'Influencer' Kerap Sembunyikan Derita Demi 'Image'
Ilustrasi.
Di media sosial, para influencer sering kali tampil dengan citra kehidupan yang glamor dan penuh kesuksesan.
Sry Lestari Samosir, S.Pd., M.Sos, Universitas Negeri Medan
Beberapa minggu terakhir ini, media sosial dihebohkan dengan pemberitaan seorang selebritas Instagram (selebram) yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kabar ini terhitung mengejutkan. Sebab, kehidupan yang mereka tampilkan di media sosial tampak sempurna. Persona diri menarik dengan karier yang mapan dan citra "istri salihah" membuat publik tak menyangka bahwa korban mengalami KDRT dan diselingkuhi oleh pasangannya.
Ini menunjukkan bagaimana KDRT bisa terjadi pada siapa saja, tidak pandang bulu, termasuk influencer media sosial. Sebelumnya, kasus KDRT seringkali dianggap hanya terjadi pada keluarga dengan status sosial tertentu dan kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Kasus-kasus KDRT, termasuk perselingkuhan, mengungkapkan bahwa visibilitas publik tidak selalu menawarkan perlindungan dari kekerasan berbasis gender. Data dari Komnas Perempuan pada tahun 2023 mencatat lebih dari 339 ribu kasus kekerasan berbasis gender, dengan 99% di antaranya terjadi di ranah domestik. Ini menunjukkan bahwa KDRT adalah masalah serius yang meluas di seluruh lapisan masyarakat apapun kelas sosialnya.
Persona publik vs derita pribadi
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya