Kawasan Hutan Banyak yang Gundul akibat Alih Fungsi dan Penebangan Liar
Foto: Foto: IstimewaSemua pihak harus ikut serta untuk meringankan beban masyarakat terdampak bencana alam. Pemerintah harus berperan memberikan bantuan sosial bagi para masyarakat terdampak bencana.
Untuk mengupas terkait penanganan korban bencana alam, Koran Jakarta mewawancarai Menteri Sosial, Tri Rismaharini. Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana Kemensos merespons adanya bencana alam yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia?
Kami telah merespons cepat dalam penanganan dampak bencana di daerah-daerah terdampak bencana. Sejak bencana terjadi, Kementerian Sosial (Kemensos) langsung turun ke lapangan melalui pilar sosial, seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP), pekerja sosial, dan juga Unit Pelayanan Teknis (UPT) setempat. Semua sumber daya kita kerahkan.
Bantuan logistik sudah sampai dan sebagian dalam perjalanan menuju lokasi terdampak gempa. Tim LDP melaporkan bahwa mereka juga sudah bergerak. Kita upayakan bantuan secepat-cepatnya untuk penanganan warga terdampak.
Apakah ada santunan bagi keluarga korban yang meninggal?
Pemerintah akan memberikan santunan kepada korban yang meninggal dunia. Datanya akan terus kami perbarui karena tim masih terus melakukan pendataan.
Sesuai Standar Operasional Prosedur, untuk korban meninggal akan mendapat santunan 15 juta rupiah per orang yang diserahkan kepada ahli waris. Namun, ini tentunya akan diserahkan menunggu seluruh data masuk.
Menurut Anda, bantuan apa yang dibutuhkan bagi para korban terdampak bencana alam?
Stok makanan menjadi hal utama untuk menghadapi bencana. Karena itu, setiap daerah di Indonesia harus memiliki stok makanan. Harus ada cadangan, minimal untuk kebutuhan pokok, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kondisi alamnya seperti ini memang. Jangan sampai kita kesulitan kalau tiba-tiba ada bencana.
Lalu, bagaimana dengan stok makanan dari Badan Urusan Logistik (Bulog)?
Bulog sudah menyediakan cadangan beras untuk bisa diambil sewaktu-waktu jika terjadi bencana alam. Tapi, kadang-kadang kita tidak mengira. Itu harus diprediksi sejak dini. Jika mengambil stok cadangan dari Bulog, mungkin butuh waktu yang lama. Sehingga pemerintah daerah harus memiliki cadangan logistik sendiri di titik rawan bencana.
Menurut Anda, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana?
Khusus bencana alam dari hidrologi seperti banjir dan longsor, banyak kawasan hutan gundul akibat alih fungsi maupun penebangan liar. Kalau dibiarkan, akan memperparah banjir dan longsor setiap tahunnya.
Jangka panjangnya harus ada perbaikan lingkungan, perbaikan hutan, dan sebagainya. Dengan melestarikan alam dan konservasi, akan dapat mengurangi terjadinya bencana alam banjir dan longsor.
n muhamad ma'rup/P-4
Redaktur: Khairil Huda
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Sosialisasikan Hasil COP29 Sembari Meluncurkan RBC-4
- 2 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final
- 5 Jika Alih Fungsi Lahan Pertanian Tak Disetop, Indonesia Berisiko Krisis Pangan