Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS I Manila Curiga Beijing Ingin Merebut Sabina Shoal

Kapal Penjaga Pantai Terbesar Tiongkok Buntuti Kapal Filipina

Foto : Philippine Coast Guard

“The Monster” l Kapal Penjaga Pantai Tiongkok dengan nomor lambung CCG5901 yang juga dijuluki sebagai “The Monster” karena ukurannya yang amat besar, terpantau pihak Penjaga Pantai Filipina sedang berada tak jauh dari Sabina Shoal, LTS, Pada 17 Juli lalu. Filipina mencurigai bahwa kapal ini berada di Sabina Shoal untuk tujuan melakukan pembangunan pulau secara ilegal.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Kapal penjaga pantai terbesar di dunia milik Tiongkok yang dikenal dengan sebutan "The Monster", sedang membuntuti kapal Filipina yang berukuran jauh lebih kecil di sebuah beting yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) pada Kamis (1/8), demikian pantauan citra satelit menunjukkan.

Citra satelit dari perusahaan pencitraan bumi Planet Labs menunjukkan bahwa kapal Penjaga Pantai Tiongkok dengan nomor lambung CCG5901 yang merupakan kapal penjaga pantai terbesar di dunia, berada hanya 800 meter dari kapal Penjaga Pantai Filipina, BRP Teresa Magbanua, di Sabina Shoal, LTS

Sabina Shoal yang disebut oleh Filipina sebagai Escoda dan Xianbin Jiao oleh Tiongkok, merupakan bagian dari Kepulauan Spratly dan berada di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina. Beting ini jaraknya hanya 140 kilometer dari Pulau Palawan milik Filipina. ZEE merupakan zona yang memberikan akses eksklusif kepada negara pesisir terhadap sumber daya alam di perairan dan dasar laut.

Juru bicara Filipina saat berita ini ditulis pada Kamis malam belum mengeluarkan pernyataan terkait situasi di Sabina Shoal ini. Sedangkan Penjaga Pantai Filipina menyatakan bahwa kapal "The Monster" berada di Sabina Shoal sejak Rabu (31/7) pagi.

"Kami mendapat laporan bahwa 'The Monster' sejak pekan lalu berada di Sabina Shoal tak jauh dari BRP Teresa Magbanua," kata Juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Jay Tarriela.

Kapal Penjaga Pantai Filipina dan Tiongkok telah berbulan-bulan terlibat dalam konfrontasi yang menegangkan di fitur lain yang disengketakan yaitu Second Thomas Shoal yang lokasinya sekitar 60 kilometer di sebelah barat, yang menyebabkan kekhawatiran akan memicu konflik antara Tiongkok dan sekutu Filipina yaitu Amerika Serikat (AS).

Kapal BRP Teresa Magbanua berada di lokasi ini sejak April lalu untuk memantau area Sabina Shoal setelah adanya kecurigaan bahwa Tiongkok mungkin telah berusaha untuk merebut kembali fitur ini. Sedangkan Kapal Penjaga Pantai CCG5901 milik Tiongkok telah berada di sekitar kepulauan itu sejak awal Juli untuk melakukan apa yang disebut Tiongkok sebagai kegiatan penegakan hukum yang sah namun dianggap oleh Filipina sebagai tindak intimidasi.

Operasi yang Dibenarkan

Sementara itu juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Zhang Xiaogang, bulan lalu mengatakan bahwa operasi kapal tersebut sah dan dapat dibenarkan. Zhang justru menuduh pasukan Penjaga Pantai Filipina telah melanggar kedaulatan Tiongkok dengan mencoba memindahkan personel dan pasokan ke kapal penjaga pantai yang ditempatkan secara ilegal di Sabina Shoal di LTS. "Filipina harus segera menarik personel dan kapalnya," ucap Zhang.

Filipina mengabaikan permintaan tersebut. Selain BRP Teresa Magbanua, dua kapal penjaga pantai lainnya juga telah dikerahkan di daerah tersebut secara bergilir untuk memantau aktivitas Tiongkok.

Pada Mei lalu, Filipina mengatakan bahwa Tiongkok mungkin melakukan pembangunan pulau secara ilegal di Sabina Shoal. Juru bicara Tarriela mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa karang-karang yang dihancurkan telah dibuang ke Sabina Shoal yang bisa menjadi langkah pertama dalam reklamasi lahan. Ia juga mengatakan bahwa sangat mungkin fitur-fitur maritim itu telah diubah.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok menepis tuduhan tersebut dan menyatakan tudingan Manila sebagai rumor yang tidak berdasar dan jujur. RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top