Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Soal Rasisme di AS

Kalau Kita Bagus Kerja dan Profesional, Mereka Menghargai

Foto : ISTIMEWA

Zahra Fajardini

A   A   A   Pengaturan Font

Berita soal rasisme di Amerika Serikat (AS) akhir-akhir ini kerap menghiasi halaman utama media. Sikap atau tindakan rasis di negara yang terkenal menjunjung tinggi sikap toleransi ini tidak hanya muncul di tengah masyarakat, tetapi juga ditunjukkan oleh aparat, bahkan hingga peryataan-pernyataan pemimpin yang seolah memberi angin kepada gerakan supremasi kulit putih.

Namun, menurut sejumlah WNI yang sempat mengenyam kehidupan di AS, kenyataan yang ada tidak sesuram pemberitaan di media. Zahra Fajardini, alumnus jurusan Bisnis di Washington State University, menuturkan bahwa secara substansi ia hampir tidak merasakan perlakuan rasis dari masyarakat maupun lingkungan kampus tempatnya menimba ilmu.

"Sejak kuliah saya sudah berhijab, memang secara pandangan kita dilihat aneh, penampilan kita menjadi perhatian karena terlihat berbeda. Tetapi hanya itu, secara perlakuan sama sekali tidak pernah mengalami yang aneh-aneh," ujarnya.

"Arek Suroboyo" yang kini menetap di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur, ini mengisahkan bahkan dia pernah bekerja sebagai guru playgroup yang dikelola gereja.

"Lucunya, sekolah meski berlokasi di gereja, anak-anak bisa dekat. Kita bisa mengajar dengan profesional, yang mereka lihat adalah kompentensinya," ujarnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top