Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Soal Rasisme di AS

Kalau Kita Bagus Kerja dan Profesional, Mereka Menghargai

Foto : ISTIMEWA

Zahra Fajardini

A   A   A   Pengaturan Font

Menurut Dini, posisi sebagai minoritas justru memicunya untuk membuktikan kemampuan dan kesetaraan lewat prestasi.

"Saya berbeda dan itu memacu untuk lebih baik dari yang mayoritas, kecuali kalau sudah beda, tapi sebagai mahasiswa kita "zonk" (pepesan kosong) itu malu-maluin banget. Tapi kalau nilai kita bagus, kerja oke dan kompetensi kita bagus, mereka akan menghargai," paparnya.

Iklim kesetaraan dan toleransi juga dirasakan oleh beberapa kerabat Dini yang kini tinggal di AS. Mengikuti jejak sang Ibu, putri Dini, Agalia Sakanti Ardyasa, juga menjadi mahasiswi Indonesia di University of Wisconsin-Madison. Sedangkan sang ipar, Nurul Itqiyah Hariadi, menjadi dokter spesialis anak dan penyakit menular di sebuah RS di Arizona.

Semuanya mendapat kesempatan sama dengan orang kulit putih.

"Anak saya menjadi pengurus BEM yang mengurusi keberagaman, dan berhasil menggolkan kantin di kampus harus menggunakan daging halal dan menyiapkan tempat sholat."
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top