Kalah di Referendum, Pemimpin Masyarakat Pribumi Australia Serukan Minggu Hening
Josh Sly dari Muggera Dancers menyiapkan api untuk upacara adat pada 26 Januari di Sydney, Australia
Para pendukungnya melihat referendum sebagai cara untuk mempersatukan negara sekaligus mengatasi ketidakadilan historis yang menimpa masyarakat First Nations.
Sebaliknya, hal ini justru mengungkap perpecahan rasial yang masih terjadi di negara ini selama lebih dari dua abad sejak penjajah Inggris membuang sauh di Pelabuhan Sydney.
Albanese telah berjanji pemerintahannya akan terus berupaya memberikan pengakuan terhadap masyarakat adat - meskipun tidak jelas pilihan apa yang tersisa.
Aktivis dan cendekiawan Aborigin terkemuka Marcia Langton menyatakan, upaya selama puluhan tahun untuk membangun kepercayaan di antara warga Australia telah gagal.
"Rekonsiliasi sudah mati," katanya kepada stasiun televisi Pribumi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya