Junta Terus Lancarkan Serangan udara
Foto yang dipublikasikan kelompok bersenjata etnis minoritas Tentara Arakan (AA) memperlihatkan warga sedang menyaksikan rumah-rumah yang terbakar dari kejauhan akibat serangan udara yang dilakukan junta ke sebuah desa di Pulau Ramree, Negara Bagian Rakhi
Foto: AFP/Arakan ArmyBANGKOK – Junta yang berkuasa di Myanmar kembali melancarkan serangan udara hingga menewaskan 28 warga sipil, termasuk anak-anak, dan melukai 25 orang lainnya yang berada di daerah penahanan sementara di Negara Bagian Rakhine barat, kata kelompok bersenjata etnis minoritas pada Minggu (19/1).
Tentara Arakan (AA) terlibat dalam pertempuran sengit dengan militer untuk menguasai Rakhine, tempat mereka telah merebut banyak wilayah dalam setahun terakhir, hingga menutup ibu kota Negara Bagian, Sittwe.
Konflik Rakhine merupakan salah satu unsur kekacauan berdarah yang melanda Myanmar sejak militer menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi dalam kudeta tahun 2021, yang memicu pemberontakan bersenjata yang meluas.
AA mengunggah di saluran Telegram-nya bahwa sebuah jet militer mengebom daerah penahanan di Kotapraja Mrauk-U sekitar pukul 16.45 waktu setempat pada tanggal 18 Januari, tempat anggota keluarga tentara junta ditahan oleh AA.
"Mereka yang tewas dan terluka adalah anggota keluarga tentara Myanmar. Kami menangkap mereka saat terjadi pertempuran," kata AA dalam postingan tersebut. "Saat kami sedang mempersiapkan rencana pembebasan mereka, mereka justru dibom."
Sembilan anak termasuk di antara mereka yang tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia dua tahun, imbuh AA. Korban tewas lainnya adalah kaum perempuan, menurut daftar korban tewas yang dipublikasikan AA.
Foto-foto akibat serangan udara yang diunggah di saluran Telegram menunjukkan deretan panjang mayat tergeletak di lantai di area berumput, ditutupi kain putih. Sejumlah orang terlihat berduka di dekatnya.
Kantor berita AFP telah berupaya menghubungi junta untuk meminta komentar tentang insiden tersebut, tetapi panggilan tidak dijawab.
Salah Sasaran?
Militer tengah berjuang melawan pertentangan terhadap kekuasaannya di berbagai medan tempur di seantero Myanmar, dan secara rutin dituduh menggunakan serangan udara dan artileri untuk menyerang masyarakat sipil.
Tidak jelas apakah serangan di Kotapraja Mrauk-U salah sasaran atau jika junta tidak menyadari bahwa daerah tersebut digunakan sebagai tempat penahanan bagi keluarga tentara.
Selain Pasukan Pertahanan Rakyat yang dipimpin pemuda yang muncul untuk menentang kudeta, militer juga memerangi banyak kelompok minoritas etnis yang telah lama berdiri dan bersenjata lengkap.
Kelompok-kelompok ini, yang termasuk AA, menguasai wilayah yang luas di sepanjang perbatasan Myanmar.
Program Pembangunan PBB memperingatkan pada November 2024 bahwa Rakhine sedang menuju bencana kelaparan karena pertempuran telah menekan perdagangan dan produksi pertanian.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Januari lalu mengatakan lebih dari 3,5 juta orang telah mengungsi akibat konflik di Myanmar, meningkat 1,5 juta dari tahun 2024. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Mulai 23 Januari, Film '1 Kakak 7 Ponakan' Tayang di Bioskop
- 3 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 4 Pelibatan UMKM-Koperasi di Program Pemerintah Bantu Wujudkan Ekonomi 8 Persen
- 5 Lantamal IV Kerahkan Personel Cari dan Evakuasi Buaya di Pulau Bulan