Jepang Perpanjang Keadaan Darurat Virus
Pengumuman Keadaan Darurat - Menteri Urusan Penanganan Virus Korona Jepang, Yasutoshi Nishimura, saat berpidato dihadapan anggota parlemen dari Majelis Rendah di Tokyo beberapa waktu lalu. Pada Selasa (17/8) Menteri Nishimura mengatakan bahwa jumlah pasien Covid-19 dalam kondisi serius di Jepang semakin meningkat setiap hari.
Foto: AFP/Kazuhiro NOGITOKYO - Jepang pada Selasa (17/8) menyatakan bahwa status keadaan darurat virus korona akan diperluas hingga ke tujuh wilayah baru seiring langkah pemerintah untuk menangkal penyebaran pandemi. Langkah itu diumumkan setelah gelombang infeksi Covid-19 memecahkan rekor sepekan sebelum penyelenggaraan Paralimpiade.
"Keadaan darurat Covid-19 untuk Tokyo dan beberapa daerah sekitarnya juga akan berlanjut hingga 12 September," ucap Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga. "Perawatan di rumah sakit adalah prioritas, dan orang-orang yang menunggu di rumah untuk dirawat di rumah sakit mendapatkan pemeriksaan melalui telepon," imbuh PM Suga.
Sebelumnya keadaan darurat ini direncanakan akan diakhiri diakhiri pada 31 Agustus mendatang. Namun dalam beberapa hari terakhir, Jepang telah melaporkan lebih dari 20.000 kasus harian secara nasional dan angka kasus itu merupakan sebuah rekor tertinggi.
Pada Senin Senin (16/8), Tokyo mengumumkan sebanyak 2.962 kasus baru harian setelah mencapai rekor sebanyak 5.773 kasus harian Covid-19 pada Jumat (13/8) pekan lalu. Secara keseluruhan, Jepang mencatat rekor 20.400 kasus pada Selasa.
Adapun wilayah-wilayah yang dikenai perluasan keadaan darurat virus korona antara lain adalah Ibaraki, Tochigi, Gunma, Shizuoka, Kyoto, Hyogo, dan Fukuoka. Selain itu pemerintah Jepang juga akan memperpanjang durasi status keadaan darurat di provinsi-provinsi Tokyo, Osaka, Saitama, Chiba, Kanagawa, dan Okinawa, yang saat ini sudah dikenakan status keadaan darurat.
"Infeksi telah menyebar ke seluruh Jepang dalam skala yang belum pernah kami alami sebelumnya, dan jumlah pasien dalam kondisi serius meningkat setiap hari," kata Menteri Urusan Penanganan Virus Korona Jepang, Yasutoshi Nishimura.
Keadaan darurat di Jepang itu sendiri ditujukan untuk membatasi aktivitas komersial, dengan bar dan restoran diperintahkan tutup atau berhenti menjual alkohol, dan bioskop serta tempat-tempat karaoke ditutup.
Sebelumnya beberapa ahli menyalahkan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo telah menimbulkan lonjakan kasus Covid-19 di Jepang saat ini karena acara internasional besar-besaran merusak pembatasan virus pemerintah, mendorong orang untuk keluar dan bisnis tetap buka. Laporan media lokal memperkirakan sebanyak 40 persen bar dan restoran di beberapa bagian Tokyo telah melanggar aturan pembatasan virus.
Keadaan darurat di Jepang ini itu dimulai pada Juli, tepat sebelum Olimpiade Tokyo dimulai. Dengan perpanjangan terbaru ini, keadaan darurat akan tetap berlaku selama digelarnya Paralimpiade yang dimulai pada 24 Agustus hingga 5 September. SB/AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia