Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 28 Des 2024, 06:10 WIB

Jelajahi Alam Curug Ciparay yang Menenangkan

Foto: Istimewa

Kaki Gunung Salak sangat kaya dengan akan destinasi wisata alam. Salah satu di antaranya adalah air terjun Curug Ciparay yang menawarkan suasana menentramkan.

1735313839_8f58253c64b31ac2d26d.jpg

Foto: Koran Jakarta/ Fajar AM

Musim hujan telah tiba. Salah satu tempat yang menawarkan keindahan maksimal pada musim ini adalah curug atau air terjun. Pada kondisi ini, debit airnya sedang tinggi sehingga keindahannya menjadi maksimal dibandingkan ketika musim kemarau.

Salah satu curug yang destinasi air terjun yang menawarkan pesona keindahan dan juga ramah bagi wisata karena tidak ada pungutan liar (pungli) adalah Curug Ciparay. Destinasi ini bukan hanya menawarkan sebuah curug, namun juga perjalanan suasana di sebuah pedesaan di kaki gunung.

Curug ini berada di kaki Gunung Salak masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun – Salak (TNGHS). Secara administratif lokasinya berada di Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Untuk menuju lokasi dari arah Kota Bogor, kendaraan diarahkan menuju Jalan Raya Leuwiliang – Bogor.  Selanjutnya berbelok ke arah Jalan Kapten Dasuki Bakri.  Jalan ini terus tersambung dengan Jalan Pamijahan selanjutnya tersambung dengan Jalan Gunung Salak Endah, Jalan Jembatan Ciamisan, Jalan Gunung Menir, dan Jalan Parta.

Perjalanan tinggal dilanjutkan menyusuri Jalan Parta yang cukup panjang. Ketika kendaraan telah melewati Kopi Tubing, ini tandanya telah memasuki Desa Ciasihan, lokasi air terjun yang dinanti sepanjang perjalanan berada.

Selama perjalanan melewati jalur ini, mula-mula dapat untuk bersimpangan dua mobil. Namun semakin ke atas semakin sempit hanya untuk satu mobil. Semakin ke atas hanya mampu dilalui kendaraan roda dua.

Sebelum mencapai curug, suasana perjalanannya berupa area persawahan. Struktur jalannya terbuat dari batu alam berbentuk acak yang tersusun rapi. Perjalanan naik-turun ini tidak membosankan karena setiap orang ditantang untuk menguji keahlian mengendarai motor.

Perjalanan dimulai dari parkir kendaraan. Dari sini perjalanan diarahkan menuju posko pembelian tiket masuk pertama. Tiket pertama sebesar 15.000 rupiah merupakan jalur trek menuju curug. Kemudian tiket masuk ke dua sebesar 10.000 merupakan tiket masuk masuk untuk menikmati area curug.

Perjalanan menuju curug menawarkan pesona alam yang memanjakan mata dan menghilangkan stres, sehingga oleh pengelola dikenakan tiket masuk. Perjalanan ini memakan waktu 30 menit hingga sampai curug lokasi curug melewati tanjakan dan turunan.

Boleh dibilang ketika menuju ke Curug Ciparay, wisatawan akan diajak untuk trekking. Selama perjalanan panca indra akan menikmati pemandangan persawahan, perkebunan sayur mayur, hutan agroforestry di kanan-kiri, dengan udara yang sejuk di kulit dan penuh oksigen yang menyegarkan paru-paru.

Kemiringan jalur jalannya berkisar 20 sampai dengan 60 meter. Jalan bebatuan semakin menanjak dan sedikit dijumpai turunan. Perlu ekstra hati-hati agar tidak terperosok terutama ketika jalan dalam kondisi basah.

Seperti di wilayah tinggi lain, jalannya banyak ditumbuhi lumut karena udaranya yang lembab dan suhunya cenderung sejuk. Namun di tengah perjalanan yang tidak mudah ini pemandangan alam sekelilingnya benar-benar menyukai mereka yang datang.

Lelah selama menjelajahi jalur yang menantang akan sirna saat tiba di lokasi. Hal ini ditandai dengan suara air dan jatuhnya air terjun yang membentuk kabut dari kejauhan. Curug ini memiliki ketinggian 72 meter, tampak gagah dari kejauhan. Tidak ada rumah penduduk di atasnya selain hutan lebat Gunung Salak. Dengan demikian airnya bersih alias tidak terkontaminasi sampah atau limbah.

Sementara itu alamnya yang hijau di kanan-kiri curug menambah kesan alami selama berada di sini. Tebingnya berdiri dengan kemiringan 90 derajat yang seolah dibelah oleh aliran airnya ditumbuhi lumut dan pepohonan yang menggantung.

Yang menarik di sisi kiri Curug Ciparay terdapat aliran sungai kecil yang membelah tebing seperti lorong memanjang ke arah hulu di Gunung Salak. Aliran ini membuat percabangan sungai yang letaknya hanya beberapa meter dari tempat jatuhnya air curug.

Aliran dari curug bersama bercabangan tersebut kemudian mengalir ke bawah. Di kanannya akan bertemu dengan percabangan lagi yang airnya panas dan mengandung belerang. Tidak heran pada alirannya bebatuannya berwarna kuning karena mineral tersebut.

Perlu Waspada

Untuk menuju Curug Ciparay perlu berjalan kaki menyusuri sungai. Perlu kehati-hatian karena saat menuju curug akan melewati batu besar. Saat menuju curug perlu memperhatikan arus airnya, karena jika hujan di atasnya bisa saja menghasilkan arus deras yang menghanyutkan.

Lain jika musim kemarau. Air curug ini tidak terlalu terlalu deras sehingga pengunjung bisa melihat dengan jelas lekukan setiap batuan yang dilalui oleh air. Namun pilihan terbaik berkunjung ke Curug Ciparay memang saat musim hujan meski perlu waspada.

Di tepi sisi kanan curug terdapat aliran sungai yang cukup deras. Airnya yang sangat jernih membuat dasar sungai tampak terlihat jelas. Tempat jatuhnya air curug ini membentuk celah dengan warna biru-kehijauan dengan gradasi merah-coklat di bagian yang dangkal.

Berada di ketinggian lebih dari 700 meter di atas permukaan laut, tentu saja membuat suhu airnya cukup segar dan bahkan cenderung dingin di lokasi ini. Menikmati kesejukan air curug ini dengan cara mandi merupakan hal wajib. Oleh karenanya perlu membawa baju ganti agar tidak kedinginan dan masuk angin selama perjalanan pulang.

 Kawasan wisata ini buka setiap hari mulai jam 07.00 hingga 16.00. Namun pada akhir pekan, jam operasionalnya ditambah 30 menit karena banyaknya pengunjung yang datang untuk mengantre menikmatinya terutama untuk berfoto-foto dengan latar belakang air terjun.

Bagi yang ingin menyaksikan pemandangan debit air curug jatuh dari ketinggian disarankan untuk datang pada musim hujan. Namun bagi ingin leluasa menikmati air di bawah terjun bisa, pelancong bisa datang pada musim kemarau saat debitnya kecil. hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.