Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 12 Mar 2025, 15:35 WIB

Mengapa Tubuh Bisa Kejang? Dokter Ungkap Berbagai Penyebabnya

Ilustrasi - Badan demam menjadi salah satu faktor pemicu tubuh kejang.

Foto: Istimewa.

JAKARTA – Tubuh kejang adalah kondisi di mana otot-otot tubuh mengalami kontraksi yang tidak terkendali secara tiba-tiba. Kejang bisa terjadi akibat gangguan pada sistem saraf dan dapat berlangsung dalam hitungan detik hingga beberapa menit.

Dokter spesialis neurologi Ranette Roza dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono di Jakarta Timur menyampaikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tubuh kejang, salah satunya epilepsi.

"Kejang itu penyebabnya banyak sekali, bisa karena epilepsi, yang dari kecil epilepsi, atau misalkan pasien pasca-stroke itu bisa terjadi kejang. Atau faktor metabolik, itu juga bisa," katanya dalam seminar edukasi kesehatan pasien dan keluarga yang diikuti via daring dari Jakarta, Rabu (12/3).

"Biasanya pasien stroke ini ada risiko diabetes atau sakit gula. Nah, sakit gula itu bisa karena gulanya tidak terkontrol, terlalu tinggi, termasuk bisa menjadi faktor risiko kejang," ia menjelaskan.

Dia mengemukakan pentingnya pasien stroke dengan risiko diabetes untuk mengontrol kadar gula darah agar tidak meningkat dan mendatangkan risiko kejang.

"Jadi, gula darah itu harus dikontrol dengan baik. Karena kejang itu penyebabnya enggak cuma dari kepala. Enggak cuma dari kepala, dari metabolik juga bisa," katanya.

Menurut dia, masalah ginjal yang ditandai dengan kadar ureum-kreatinin sangat tinggi atau kadar natrium yang terlalu rendah dalam darah juga dapat menyebabkan kejang.

"Suster Suwarni tadi sudah menyebutkan, misalnya gagal ginjal dengan kadar ureum-kreatinin yang sangat tinggi, itu bisa menyebabkan kejang," katanya.

Di samping itu, menurut dokter, kejang dapat terjadi karena trauma, tumor, atau infeksi di kepala.

"Kejang, baik karena faktor trauma, jantung, atau epilepsi, ayan, dan lain-lain, itu sama sekali tidak menular, itu bukan suatu penyakit yang bisa menular melalui air liur, droplet, ataupun darah," kata dokter Ranette.

"Jadi, kalau bisa tolong saja. Kasihan pasiennya kalau tidak ditolong," katanya.

Dia mengatakan bahwa pertolongan pertama sangat penting untuk mencegah cedera dan komplikasi pada orang yang kejang, terutama yang sampai mengeluarkan liur.

Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan menjauhkan benda-benda yang dapat membahayakan dari sekitar tubuh pasien, melindungi kepalanya dari benturan, serta memiringkan tubuhnya agar tidak tersedak liur atau muntahan.

Jika kejang terjadi berulang atau disertai hilangnya kesadaran berkepanjangan, segera hubungi tenaga medis.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.