Jaksa Agung Tegaskan Integritas Pemimpin Penting untuk Cegah Korupsi
Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin
Foto: antara fotoJAKARTA - Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin menegaskan pemimpin harus berintegritas agar anak buah takut ketika akan bertindak menyimpang dan ini dapat mencegah dari praktik korupsi.
“Pemberantasan korupsi jangan dimulai dari teori tapi mulai dari diri kita sendiri," kata Jaksa Agung ST Burhanuddin saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pimpinan Pusat di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/11).
Jaksa Agung mengatakan bahwa ketika seorang pemimpin itu bersih dan berintegritas maka di mana pun anak buahnya takut melakukan tindakan tercela atau korupsi, itu menjadi bekal dalam pencegahan korupsi.
Selain itu lanjut Jaksa Agung, ketika anak buah melakukan tindakan korupsi, maka tentu pemimpin yang berintegritas akan menindak dengan tegas dan begitu sebaliknya.
"Seorang pemimpin di daerah atau di manapun kalau pimpinan bersih yakinlah anak buah akan takut melakukan tindakan tercela. Tapi kalau pimpinan korup di bawah adalah rampok ingat itu!" tuturnya.
Jaksa Agung menambahkan bahwa ketika awal masuk dalam kabinet, langsung bersih-bersih di lingkungan sendiri karena sebagai penegak hukum harus bersih bila ingin menegakkan aturan yang ada.
Meskipun Jaksa Agung ST Burhanuddin mengakui masih ada Jaksa yang nakal, namun secara presentase jumlahnya terus menurun.
"Saya sering menyampaikan untuk membersihkan halaman dibutuhkan sapu yang bersih, saya bersih bersih dahulu di Kejaksaan, tapi memang masih ada Jaksa yang nakal kita akui. Kalian sebagai Jaksa bersihkan diri sendiri dan berikan kepada institusi lain contoh yang diharapkan oleh masyarakat," katanya seperti dipantau melalui akun resmi Kemendagri.
Sebelumnya, Jaksa Agung ST Burhanuddin mengatakan, setelah adanya penindakan korupsi di suatu lembaga oleh kejaksaan negeri (Kejari) atau kejaksaan tinggi (Kejati) perlu dibarengi dengan perbaikan sistem guna mencegah hal serupa di kemudian hari.
"Harus ada kesadaran terutama di daerah, kami bukan mencari kesalahan sehingga teman di daerah menjadi obyek kami," kata ST Burhanuddin.
Jaksa Agung berpesan kepada para kepala kejaksaan negeri dan tinggi, ketika menindak suatu perkara korupsi di mana pun harus dibarengi dengan perbaikan sistem.
Karena kata ST Burhanuddin, ketika sistem yang menjerumuskan pejabat itu masih digunakan dan tidak diperbaiki maka akan muncul lagi koruptor-koruptor lainnya.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Sosialisasikan Hasil COP29 Sembari Meluncurkan RBC-4
- 2 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Jika Alih Fungsi Lahan Pertanian Tak Disetop, Indonesia Berisiko Krisis Pangan
- 5 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final