Kemensos Siapkan Fasilitas Rehabilitasi Jika Hambali Dipulangkan
Mensos, Syaifullah Yusuf dan Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono, dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (22/1).
Foto: Muhamad MarupJAKARTA - Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyiapkan fasilitas rehabilitasi jika Hambali alias Encep Nurjaman Riduan Isamuddin Dipulangkan ke Indonesia. Mantan anggota kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI) itu saat ini sedang ditahan di penjara militer Amerika Serikat (AS) di Teluk Guantanamo.
Mensos, Syaifullah Yusuf mengatakan selama ini rehabilitasi sosial untuk mantan narapidana terorisme telah dijalankan. Meski begitu, ada prosedur yang dijalankan dalam proses rehabilitasi sosial mantan narapidana terorisme.
"Ya saya kira itu sama. Jadi yang pulang tidak hanya Pak Hambali ya. Tapi banyak sekali yang kembali tadi seperti disinggung. Nah setiap ada yang kembali itu ada prosedur. Ada tahapan-tahapan yang semuanya itu harus diikuti oleh mereka. Nah itu yang akan kita ikuti ya prosedur itu," ujar Mensos, dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (22/1).
Dia menjelaskan, dalam proses rehabilitasi pihaknya turut melibatkan Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). BNPT sendiri, kata Gus Ipul, melakukan proses deradikalisasi terhadap narapidana teroris.
“Tentu pada saat rehabilitasi sosial kami juga didampingi oleh Densus 88 dan juga oleh BNPT. Untuk supaya bisa memonitor, mengevaluasi mereka yang selama ini menjadi bagian dari rehabilitasi sosial," jelasnya.
Sementara itu, Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono mengatakan pihaknya masih melakukan kajian terkait wacana pemulangan Hambali alias Encep Nurjaman Riduan Isamuddin. Pihaknya masih melihat status serta proses hukum yang bersangkutan.
"Ya nanti kami tentunya akan melihat ya kajian, baik dari pandangan kajian hukum internasional ya. Karena kalau nggak salah Hambali ini kan diproses di Amerika dalam konteks kejahatan perang ya. Bukan terorisme ya," ujar Eddy di Kantor Kemensos, Jakarta, Rabu (22/1/2024).
Dia menyebut Indonesia merupakan "home ground of terorrism" karena sejarahnya. Selama ini pihaknya sudah banyak melakukan deradikalisasi terhadap mantan napiter yang pulang dari luar negeri.
"Nanti akan kita tentukan langkah-langkah yang terbaik buat mereka, warga negara Indonesia yang secara notabene sebenarnya korban juga daripada paham-paham radikal terorisme mungkin itu ya," ucapnya.
Redaktur: Sriyono
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 5 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
Berita Terkini
- Gubernur Jawa Barat Geser Anggaran Inefisien Rp2 Triliun untuk Belanja Publik
- Toko Unggulan Guardian Tampil Lebih Segar
- Nuri Sahin Dipecat Borussia Dortmund setelah Kekalahan di Liga Champions
- Global Infotech Solution Hadirkan Layanan Berbasis Praktik Bisnis Berkelanjutan
- Sezairi Sezali Akan Rilis Single Bahasa Indonesia Berjudul “Kata” 24 Januari