Jakarta Pasang 90 Sistem Peringatan Dini
Warga menunjuk alat peringatan dini sirine bencana banjir atau Disaster Early Warning System) (DEWS) yang terpasang di daerah Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Rabu (5/2/2020).
Foto: ANTARA/Fakhri HermansyahJAKARTA – Lokasi-lokasi yang rawan banjir dipasangi sistem peringatan dini (EWS) secara digital. Sedikitnya ada 90 titik yang dipasangi alat tersebut. “Pemasangan EWS di lokasi rawan banjir Jakarta dilaksanakan untuk mengantisipasi bencana air,” jelas Kapusdatin Kebencanaan BPBD Jakarta, Mohammad Yohan, Selasa (12/11).
Yohan mengatakan 90 lokasi tersebut tersebar di 69 kelurahan. Adapun sebaran lokasi adalah 3 titik di 3 kelurahan (Jakarta Pusat), 13 titik di 12 kelurahan (Jakarta Utara), 15 titik di 11 kelurahan (Jakarta Barat), 29 titik di 19 kelurahan (Jakarta Selatan), dan 30 titik di 24 kelurahan (Jakarta Timur).
“Data sementara lokasi masih bisa bergeser melihat kondisi lapangan,” ujarnya. BPBD menargetkan pemasangan terus berjalan hingga bulan Desember. Yohan menjelaskan, EWS memiliki delapan sensor untuk mencatat ketinggian air, debit air, kecepatan angin, arah angin, kecepatan aliran, suhu, kelembapan, dan curah hujan.
Peringatan EWS akan masuk secara otomatis ke dalam Sistem Informasi Manajemen Bencana (Simba) yang saling terintegrasi dan melengkapi. Peringatan akan disampaikan melalui media radio, pesan singkat (SMS) dan WhatsApp yang sistemnya terpusat dari kantor BPBD serta laman https://bpbd.jakarta.go.id/.
Dengan demikian, EWS diharapkan efektif sebagai bentuk mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana banjir. Sebelumnya, Dinas Sumber Daya Air Jakarta mengenalkan enam inovasi pengendali banjir yang ditempatkan di lokasi-lokasi langganan banjir setiap hujan deras.
Beragam inovasi mulai dari pembangunan infrastruktur pengendali banjir berbagai wilayah Jakarta, hingga optimalisasi dan pemeliharaan sarana prasarana pengendali banjir. Enam inovasi pengendalian banjir, antara lain pembangunan infrastruktur pengendali banjir seperti wadu/embung, penguatan tanggul kali, dan pembangunan sistem pompa (polder). Kemudian, mengecek rumah pompa, pintu air, dan hingga alat berat
Juga, menyiagakan satuan tugas (satgas) di lapangan dan peningkatan kapasitas drainase kawasan.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta telah berkoordinasi dengan daerah penyangga untuk memetakan lokasi banjir. Ini menjadi strategi untuk mengantisipasi bencana dan mempercepat penanganan.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jakarta, Isnawa Adji, menjelaskan, telah menjalin komunikasi erat dengan daerah penyangga seperti Bogor dan Depok untuk mitigasi banjir, khususnya pengelolaan sungai Ciliwung.
“Langkah ini diambil untuk meningkatkan koordinasi dan kolaborasi menghadapi bencana banjir yang dapat mempengaruhi Jakarta sekitar,” jelas Isnawa. Isnawa menjelaskan, kawasan bantaran sungai Ciliwung merupakan salah satu zona rawan banjir Jakarta.
Untuk mengurangi risiko banjir dan meningkatkan kesadaran masyarakat, Pemprov Jakarta pun meluncurkan program sosialisasi seperti membagikan informasi cuaca dan banjir. Kemudian, menyiagakan petugas penanggulangan bencana, dan memberikan edukasi masyarakat.
“Dengan program sosialisasi ini, Pemprov Jakarta berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko banjir. Maka, perlu partisipasi aktif dalam mitigasi bencana,” tambah Isnawa.
Berita Trending
- 1 Batas Baru Bunga Harian Pinjaman Online Mulai Diberlakukan, Catat Perubahannya
- 2 Kemenag: Biaya Haji 2025 di Kisaran Rp80 Jutaan
- 3 Presiden Resmi Umumkan PPN 12 Persen, Berlaku 1 Januari 2025
- 4 Prabowo dan Sri Mulyani Tiba di Kantor Kemenkeu di Tengah Rencana PPN Naik
- 5 Kalah di Beberapa Daerah pada Pilkada 2024, Golkar Akan Evaluasi Kinerja Partai